Selasa, 25 Desember 2012

Dzun Nun Al-Mishri dan Pemikiran Tasawufnya


Pendahuluan

Pada abad ketiga hijriyah muncul ulama-ulama besar dalam tradisi sufi, di antaranya ialah almuhasibi, dzun nun al-misri, abu yazid al-bustami,junaid al-baghdadi dan abu Mansur alhallaj. Ulama-ulama sufi tersebut menggunakan kebiasaan (tradisi)berpikir yang berkembang pada masa itu. Dzun nun al-misri memilikikonsep sufi yang di kenal dengan “ al-ma’rifah “ nya (pengetahuan), diajuga seorang sufi yang pertama kali menganalisa ma’rifah secara konsepsional.

Abu yazid al-bustami merumuskan konsep yang di sebutnya dengan “ al-ittihad “ (penyatuan hamba dengan tuhan ). Adapun abu Mansur al-hallaj yang di kenal dengan al-hallaj merumuskan konsep yangdi sebut dengan “al-hulul” (tuhan mengambil tempat dalam diriseseorang).Sesungguhnya konsep-konsep tersebut semula tidak di kenal dalamislam. Konsep tersebut hanyalah pengaruh dari beberapa tradisipemikiran yang ada.

Namun dengan konsep tersebut, para sufi meyakini bisa memperoleh pengetahuan tidak dengan alat indrawi atau akalsebagaimana yang di tempuh oleh para filosof dan teolog, melainkandengan hati dan perasaan.Sebelum al-misri, sebenarnya sudah ada sejumlah guru sufi, tetapiia adalah orang pertama yang memberi tafsiran terhadap isyarat-isyarattasawuf. Ia pun merupakan orang pertama di mesir yang berbicaratentang ahwal dan maqomat para wali dan orang yang pertama memberidefinisi tauhid dengan pengertian yang bercorak sufistik. Ia mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan pemikiran tasawuf. Tidaklahmengherankan kalau sejumlah penulis menyebutnya sebagai salahseorang peletak dasar-dasar tasawuf 

Pendapat tersebut cukup beralasan mengingat al-misri hidup padamasa awal pertumbuhan ilmu tasawuf. lagi pula, ia seorang sufipengembara yang memiliki kemampuan dan keberanian untukmenyatakan pendapatnya. Keberanian itu yang menyebabkan ia harusberhadapan dengan gelombang protes yang di sertai tuduhan zindiq.Akibatnya ia pernah di panggil menghadap khalifah al-mutawakkil.

Namun, ia di bebaskan dan di pulangkan kemesir dengan pengaruh danpenghormatan. Kedudukannya sebagai wali di akui secara umum tatkalaia meniggalkan dunia yang fana ini.

Dalam makalah ini akan di bahas tentang riwayat hidup singkat dzun nun al-misri dan pengalaman serta pemikirannya tentang tasawuf,khususnya tentang masalah ma’rifah yang merupakan cirri khas daripemikirannya.


Riwayat hidup singkat dzun nun al-misri

Riwayat hidupnya tidak banyak di ketahui kecuali bahwa dzun nun al-misri banyak melakukan perjalanan keberbagai wilayah. Daerah yang pernah di kunjunginya antara lain damaskus, Baghdad, mekkah, madinah,suriah, libanon, dan anathokiah (antiochia). di samping seorang sufi, iaahli di bidang filsafat, kimia dan tulisan hioroglif (tulisan dan abjad mesirkuno)

dari berbagai perjalanan ini menyebabkan ia memperolehpengalaman yang banyak dan mendalam. Ia hidup pada masa munculnyasejumlah ulama terkemuka dalam bidang ilmu fiqh, ilmu hadis, dan gurusufi sehingga dapat berhubungan dan mengambil pelajaran dari mereka.Ia pernah mengikuti pengajian ahmad bin hambal. Ia mengambil riwayatriwayat hadis dari malik, al-laits, dan lain-lain.adapun yang mengambilriwayat darinya antara lain al-hasan bin mush’ib al-nakho’iy. Gurunyadalam bidang tasawuf adalah syaqran al-‘abd atau israfil al-maghriby. Halini memungkinkan baginya untuk menjadi seorang yang lain, baik dalamilmu syariat maupun tasawuf 

Nama lengkapnya adalah abu al-faid al-nun tsauban bin Ibrahim al-misri, ia berasal dari desa naubah suatu daerah di selatan mesir. Dilahirkan di ikhmim, dataran tinggi mesir tahun 180 H/796 M dan meninggal pada tahun 245 H/ 855 M.

Dzun nun adalah sebuah gelar, latar belakang pemberian gelar ini diuraikan oleh penulis buku-buku dalam banyak fersi. Yang pasti julukandzun nun di berikan kepadanya sehubungan dengan berbagaikekaramatannya yang Allah berikan kepadanya di antaranya yaitu, iapernah mengeluarkan seorang anak dari perut buaya dalam keadaanselamat di sungai nil atas permintaan ibu dan anak tersebut.

Suatu ketika dzun nun menumpang sebuah kapal saudagar kaya,tiba-tiba saudagar itu kehilangan sebuah permata yang sangat berharga.Dzun nun di tuduh mencurinya. Karena itu, dzun nun di siksa dan dianiaya serta di paksa untuk mengmbalikan permata itu. Dalam keadaantersiksa dan teraniaya, dzun nun menengadahkan kepalanya ke langitsambil berseru, “ wahai tuhan engkaulah yang maha tahu”. Mendadakmuncullah ribuan ekor ikan nun kepermukaan air mendekati kapal sambilmembawa permata di mulut masing-masing. Dzun nun mengambil sebuahpermata dan menyerahkannya kepada saudagar tadi. Sejak peristiwaaneh itu, ia di gelari “dzun nun “, artinya “ yang empunya ikan nun”

Nama dzun nun juga mempunyai makna tersendiri, yaitu arti darinamanya adalah “ seseorang yang mempunyai huruf nun dari mesir”. Huruf nun ini mempunyai makna tersendiri pula bahwa huruf nun adalahsebuah symbol yang mempunyai makna spiritual power. Huruf nun dimaknai sebagai relasi antara tuhan dan hambanya, dimana huruf nun inimempunyai sebuah titik di tengah dan garis yang melingkarinya. Symboltersebut dimaknai sebagai sebuah roda kehidupan yang mempunyai titiktujuan sebagai asal, awal dan titik sentral dari kehidupan.

Kaum sufi juga memaknai symbol ini sebagai symbol kesadarandalam kehidupannya. Begitu pula dengan dzun nun al-misri, diamengetahui dan sadar akan makna dari symbol yang di milikinya apalagisebagai nama dari dirinya sendiri. Yang kemudia makna dari namanya itumembawanya serta mendorongnya untuk menjadi seorang sufi yangikhlas dan tunduk kepada Allah swt. Dia sadar bahwasanya setiap menjadi dua bagian, sehingga jenis tobat dibedakan menjadi tigamacam. Perkembangan pemikiran itu merupakan salah satu refleksidan proses pencarian hakikat oleh seorang sufi yang mengalamitahapan secara gradual.
As-sabr Keterangan al-mishri tentang maqam ash-shabr dikemukakan dalam bentuk kepingan dialog dan sebuah riwayat. Suatu ketika,ia menjenguk orang yang sakit. Ketika orangsakit itu merintih, al-misri berkata, “ tidak termasuk cinta yangbenar bagi orang yang tidak sabar dalam menghadapi cobaantuhan”. Orang sakit itu kemudian menimpali, “ tidak benar pulacintanya orang yang merasakan kenikmatan dari suatu cobaan”.Berikut ini sebuah contoh ucapan al-misri selagi kedua tangandan haknya di belenggu sambil di bawa kehadapan penguasadengan disaksikan oleh orang banyak. Ia berkata; “ini adalahsalah satu pemberian tuhan karunianya. Semua perbuatan tuhanmerupakan nikmat dan kebaikan”.

At-tawakkal Berkenaan dengan maqam at-tawakkal, al-misri mendifinisikan sebagai ‘ berhenti memikirkan diri sendiri dan merasa memilikidaya dan kekuatan. Intinya adalah penyerahan diri sepenuhnyakepada Allah di sertai perasaan tidak memiliki kekuatan,hilangnya daya dan kekuatan seolah-olah mengandung arti pasif atau “mati”. Ungkapan seperti ini di kemukakan oleh abu ya’quban-nahruji bahwa at-tawakkal adalah kematian jiwa tatkala iakehilangan peluang, bnaik menyangkut urusan dunia maupunakhirat

Ketika ditanya tentang ar-ridla, al-misri menjawab bahwa ar-ridloadalah kegembiraan hati menyambut ketentuan tuhan baginya.Pendapat ini sejalan dengan apa yang katakan oleh al-qannat, ar-ridla adalah ketenangan hati dengan berlakunya ketentuan tuhan.

Kedua pendapat ini pada dasarnya menunjukkan makna yang sama.Perbedaannya hanya terletak pada pemilihan kata. Al-mishrimemilih kata ‘surur al-qaib’ untuk ketenangan hati, sedangkan alqannad memilih kata ‘sukun al-qalab’.

Ahwal Berkenaan dengan ahwal, dzun nun menjadikan mahabbah (cintakepada tuhan) sebagai urutan pertama dari empat ruang lingkuppembahasan tentang tasawuf. Sebab, tanda-tanda orangmencintai Allah adalah mengikuti kekasihnya, yakni nabimuahammad saw. Dalam hal akhlaq, perbuatan, segalaperintah, dan sunnahnya, menghindari sesuatu yang bisamengakibatkan diri lupa untuk mengingat allah artinya, orang-orang yang mencintai Allah adalah orang-orang yang mengikutisunnah rasul, tidak mengabaikan syariat.

Untuk memberi pemahaman yang lebih jauh tentang mahabbah bagi orang yangingin mengetahuinya dengan merinci unsur-unsurnya, iamenyatakan bahwa ada tiga hal symbol mahabbah. Yaitu ridha terhadap hal-hal yang tidak disenangi, berprasangka baikterhadap sesuatu yang belum diketahui, dan berlaku baik dalammenentukan pilihan dan terhadap hal-hal yang di peringatkan.

Dalam salah satu doanya al-misri berkata, “ya Allah,sesungguhnya rahmatmu yang luas lebih kami dambakan daripada amal yang kami lakukan, dan kami lebih mengharapkanampunanmu dari pada siksamu

Salah satu nasehat dzun nun al-misri, dari yusuf bin hasanberkata bahwa ia pernah mendengar dzun nun berkata:“berteman dengan orang-orang saleh hidup menjadi harum dankebaikan itu dapat di capai dengan berteman dengan orang-orang saleh. Jika kamu lupa ia akan mengingatkanmu, jika kamuingat ia akan menolongmu.




Penutup/kesimpulan

Nama lengkapnya adalah abu al-faid dzun nun atsauban bin Ibrahimal-mishri beliau di lahirkan di ikhmim, dataran tinggi mesir tahun 180 H/855 M.Buah pemikiran beliau yang terkenal adalah tentang ma’rifat,bahkan beliau diakui sebagai seorang yang pertama kali membuatrumusan tentang ma’rifat. Jika ingin menggapai makna ma’rifat manusiaharus berusaha semaksimal mungkin, tidak mungkin bisa menggapaima’rifat tanpa adanya usaha. Namun jika bisa menggapai ma’rifat hal itubukan karena usaha dari manusia, tetapi pemberian dari Allah semata.Ma’rifat kepada Allah menurutnya harus berada diatas ketentuan al-qur’an dan as-sunnah. Orang yang arif, nur ma’rifatnya tidakmemadamkan nur kewaraannya. Keyakinan tidak merusak aspekdhahirnya. Banyaknya nikmat Allah tidak melanggar ketentuan Allah swt.Orang-orang yang mengikuti sunnah rasul dan tidak mengabaikan syariatDzun nu al-mishri membagi ma’rifat menjadi tigamacem, ma’rifat at-tauid, ma’rifat al-hujjah wal-bayan, ma’rifat sifat al-wahdaniya al-wa fardiyah.

Daftar Pustaka

Ensilopedi islam, (Jakarta: PT. ictiar Van hoeve, 2000), hal. 2432 Abd. Al- Mun’im al-hafani.

Al-mausu’ah sufiyah, ( kairo: dar ar-rasyid, 1992), hal.165
Annemarie schimmel. Mystical dimention of islam, ( chapel hill: the university of California press. 1981),hal. 64
Ensiklopedi islam, hal. 2435 Abd. Al-mun’im al-hafani.
Al-mausu’ah as-sufiyah, 1656 Abd karim an-naisaburi, Ar-risalah al-qusyairiyah fi ilm al-tasawwuf , ( kairo: Dar al-khair, tt).hal.4337
Ensiklopedi islam, 243.
Abd Ar-rahman ash-shulami, tabaqat as-sufiyah, (kairo: maktabah al-khonaji,tt),hal.169
Rosihan anwar, akhlak tasawuf, (bandung: pustaka setia,2009), hal.14410
Ensiklopedi islam, 243
Annemarie schimmel, cal mystidemention oh islam. (Chapel Hill, theuniversity of California press, 1981).Abd Ar-Rahman as-sulami, thabaqat as-sufiyah, (Maktabah al-khanaj,kairo tt).Abd karim An-naisaburi, Ar-risalah Al-qusayairiyah fi ulm al-Tasawwuf.(Dar al-khair,kairo tt).Abd al-mun’m al-hafani.
Al-mausu’ah as-sufiyah, (Dar Ar-rasyad, kairo1992).Abd aziz dahlan, tasawwuf suni dan tasawuf falsafi, tinjauab filosofis,jurnal, ulumul-qur’an, no. 8. 1991
Ensiklopedi islam, (PT. ichtiar van hoeve, Jakarta 2000).
13Hamka, tasauf, perkembangan dan pemurnian
, (PT. pustaka panjimas,jakarta 2005).Jamaluddi ibnu al-farj ibnu al-jauzi,
sifat al-safwah juz 111, (bairut: dar al-kutub al-‘ilmiyah, 1999).Rosihan anwar,
akhlaq tasawuf . (Bandung pustaka setia, 2009)
16 Rosihan anwar, akhlaq tasawuf, hal.15017 Ibid,.15018 Ibid., 150
19 Ibid., 15020 Abd ar-rahman as-sulami,
thabaqat as-sufiyah, hal.1821 Ibid.,1922 Jamaluddi ibn al-farj ibnu al-jauzi,
sifat al-safwah, juz 111, (bairut, dar al-kutub al-ilmiyah, 1999), hal.261

Tidak ada komentar: