Selasa, 25 Desember 2012

Pemikiran Kalam Muhammad Iqbal


Muhammad Iqbal menyadari akan perlunya umat islam untuk melakukan pembaharuan agar keluar dari kemunduran. Menurutnya kemunduran umat islam disebabkan oleh 3 faktor yaitu:
  • Hancurnya Baghdad yang telah menjadi pusat politik, kebudayaan dan pusat pemikiran umat islam pada tahun 1258 M oleh bangsa Mongol dibawah pimpinan Gulakhu Khan. Akibatnya, pemikiran ulama’ pada saat itu hanya bertumpu pada ketertiban social. Mereka menolak pembaharuan dalam bidang hukum dan pintu Ijtihad mereka tutup, hal ini menyebabkan hilangnya dinamika  berpikir umat islam
  • Timbulnya faham Fatalisme yang menyebabkan umat islam pasrah pada nasib, enggan bekerja keras dan pemahaman Zuhud yang berlebihan dan salah.
  • Sikap Jumud (Statis) dalam pemikiran umat islam. Hokum dalam islam telah sampai pada situasi statis (Stagnan), kaum Konservatif menganggap bahwa kaum Rasional telah menyebabkan timbulnya desintigrasi yang mengancam kestabilan umat.

Untuk memajukan umat islam, Iqbal mengetengahkan pandanngannya yaitu umat islam harus mengembangkan faham Dinamisme Islam.
Hukum dalam islam sebenarnya tidak bersifat Statis, pintu Ijtihad tidak pernah tertutup, karena Ijtihad merupakan ciri dari dinamika yang harus dilambangkan dalam islam. Kata Iqbal islam mempertahankan konsep dinamis dan mengakui adanya gerak perubahan dalam kehidupan manusia. Oleh karena itu manusia harus menciptakan perubahan. Inilah yang dalam rumusan fiqh disebut Ijtihad yang oleh Iqbal disebut sebagai  Prinsip Gerak dalam Struktur Islam.
Dasar pemikiran-pemikkiran Islam Moh. Iqbal adalah:
·         Hakikat Teologi
Moh.iqbal melihat teologi sebagai ilmu yang berkenaan dengan keimanan dan berdasarkan esensi tauhid (universal dan inklusifistik).pandanganya tentang antologi teologi membuatnya berhasil membuat penyimpangn yang melekay pada literature ilmu kalam klasik.Teologi mutazilah yang terlalu jauh bersandar pada akal.
·         Pembuktian Tuhan
Dalam pembuktian eksistensi tuhan, iqbal menolak maupun argument kosmologis maupun ontologis,ia juga menolak argument teologis yang brusaha membuktikan eksistensi tuhan yang mengatur ciptaan-Nya dari sebelah luar.Akan tetapi ia menerima landasan teleologis yang imanen (tetap ada).
·         Jati diri Manusia
Pandangan iqbal terhadap persoalan jati dirii manusia dapat dilihat dari konsepnya tentang ego(khudi),yang diartikan dengan kepribadian /kedirian .Manusia hidup untuk mengetahui kepribadiannya serta menguatkan & mengembangkan bakat-bakatnya,bukan sebaliknya,karena menurut iqbal,hakiki hidup adalah bergerak & gerak adalah perubahan.Dan dengan ajarkan khudinya,ia mengemukakan pandangan yang dinamis tentang kehidupan dunia.
·         Dosa
Iqbal secara tegas menyatakan bahwa Al-quran menampilkan ajaran tantang kebebasan ego manusia yang bersifat kreatif.Sebagai contoh tentang jatuhnya adam ke bumi (karena memakan buah terlarang).Kisah ini berisi pelajaran tentang kebangkitan manusia dari kondisi primitive yang dikuasai hawa nafsu terhadap egonya secara sadar sehingga mampu mengatasi kebimbingan dan cenderung untuk membangkang serta timbullah ego terbatas untuk memilih.Hal inimenunjukkan bahwa Allah telah menyerahkan tanggung jawab yang penuh resiko ini kepada manusia,maka manusia wajib membenarkan kepercayaan ini.
·         Surga dan Neraka
Menurut Iqbal,surga dan neraka bukanlah tempat melainkan sebuah keadaan dimana didalam Al-Qur’an keduanya merupakan penampilan-penampilan kenyataan batin secara visual,yaitu sifatnya neraka.Sebagaimana dijelaskan dalam Al-quran,bukanlah kawah tempat penyiksaan abadi yang disediakan Allah ,akan tetapi merupakan pengalaman korektif yang dapat memperkeras ego manusia agar dapat menyentuh kemahamurahan Allah .Begitu juga dengan surga,surga bukanlah tempat untuk bersenang-senang (Berlibur).


Tidak ada komentar: