A. Nama dan Pengertian Ilmu Kalam
Ilmu kalam sering juga disebut Ilmu Ushuluddin
Menurut beberapa tokoh, pengertian ilmu kalam adalah
sebagai berikut;
·
Musthafa
Abdul Raziq
“Ilmu Kalam yang berkaitan dengan akidah imam ini
sesungguhnya dibangun diatas argumentasi –argumentasi rasional atau ilmu yang
berkaitan dengan akidah imam ini bertolak atas bantuan nalar.”
·
Al
Farabi
“Ilmu Kalam adalah disiplin ilmu yang membahas tentang
dzat dan sifat Allah beserta eksistensi semua yang mungkin, mulai yang
berkenaan dengan masalah dunia sampai masalah sesudah mati yang berdasarkan
doktrin Islam. Stressing akhirnya adalah memproduksi ilmu Ketuhanan secara
filosofis.”
·
Ibnu
Khaldun
“Ilmu Kalam adalah disiplin ilmu yang mengandung berbagai
argumentasi tentang akidah imami yang diperkuat dalil-dalil nasional.”
Dari bebepa keterangan diatas bisa disimpulkan bahwa ilmu kalam yaitu ilmu yang
membahas berbagai masalah ketuhanan dengan menggunakan argumentasi logika serta
filsafat.
B. Sumber-Sumber Ilmu Kalam
·
Alqur’an
·
Al- Hadist
·
Pemikiran manusia
·
Insting
C. Sejarah Kemunculan
Persoalan-Persoalan Kalam
Menurut Harun Nasution, kemunculan persoalan kalam dipicu
oleh persoalan politik yang menyangkut peristiwa pembunuhan Ustman bin Affan
yang beruntut pada persoalan Muawiyah atas kekhalifahan Ali bin Abi Thalib yang
mengkristal menjadi perang Siffin yang kemudian menghasilkan keputusan tahkim.
persoalan kalam yang pertama kali muncul adalah persoalan
siapa yang kafir dan siapa yang bukan kafir, dalam arti siapa yang keluar dari
Islam dan siapa yang tetap Islam. Sehingga persoalan ini menimbulkan beberapa
aliran antara lain;
·
Aliran
Khawarij
·
Aliran
Murjiah
·
Aliran
Mu’tazilah
·
Airan
Qodariyah
·
Aliran
Jabariyah
·
Aliran
Asy’ariyah(Abu Al Hasan Al Asy’ari)
·
Aliran
Maturidiyah (Abu Mansur M. Al Maturidi)
Aliran Asy'ariyah dan Maturidiyah keduanya sering disebut
Ahlussunah wal jamaah.
KERANGKA BERPIKIR
ALIRAN-ALIRAN ILMU KALAM
Perbedaan metode berfikir secara garis besar dapat
dikategorikan menjadi dua macam, yaitu kerangka berfikir rasional dan kerangka
berfikir tradisional.
Metode berpikir rasional memiliki prinsip-prinsip,
sebagai berikut:
- Hanya terikat pada dogma-dogma yang dengan tegas dan jelas disebut dalam AlQuran dan Hadist, yaitu ayat yang Qoth’i.
- Memberikan kebebasan pada manusia dalam berbuat dan berkehendak serta mendirikan daya yang kuat kepada akal Mu’tazilah.
Metode berpikir
tradisional memiliki prinsip-prinsip, sebagai berikut:
- Terikat pada dogma-dogma dan ayat-ayat yang mengandung arti dzanni.
- Tidak memberikan kebebasan kepada manusia dalam berkehendak dan berbuat.
- Memberikan daya yang kecil kepada akal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar