iknya.
Selain legging (celana ketat semi transparan), tank top (pakaian dengan lengan terbuka), hotpants (celana super pendek) menjadi trend di kalangan remaja dan wanita dewasa. Hotpants sebetulnya lebih mirip CD alias celana dalam. Ironis, hotpants bukan hanya dipakai oleh remaja perkotaan, tapi juga di pedesaan. Baik yang remaja yang muslim maupun non muslim, telah terjangkit wabah hotpants. Atas estetika dan kebebasan, hotpants jadi pakaian besar wanita Indonesia.
Sering kita jumpai, remaja muslimah berpakaian hotpants berseliweran di jalan-jalan dan tempat keramaian, seperti di mall-mall, di bioskop Twenty One, di terminal bis, stasiun kereta api, hingga di tempat-tempat tongkrongan yang menjajakan kuliner. Lebih dari itu, tanpa rasa malu dan jengah sedikit pun, mereka cuek bebek, mengenakan hotpants di tempat pesta pernikahan alias kondangan, ajang reuni, bahkan saat penerimaan raport di sekolah. Ya ampuunnn! Kalo dipikir-pikir ke mana rasa malunya itu? Sudah pudar kah?Atau sudah lenyap sama sekali.
Bergaya Pelacur
Get Shorty So Get Shorty! (Tunjukin kakimu!). Inilah mesej atau pesan para perusak moral yang menjadikan hotpants sebagai trend fashion remaja putri sejak awal 2007. Hingga tahun 2008 pun trend "Get Shorty" (nama lain dari hotpants) masih terus merajai. Konsumennya pun mulai dari anak SMA hingga anak kampus alias mahasiswi. Celana pendek sendiri banyak ragamnya, mulai dari yang selutut sampai diatas lutut. Bahkan sampai nyaris terlihat sebagian bokongnya.
Asal tau saja, dulu masyarakat kita mencitrakan celana pendek sebagai busananya kaum pelacur (maaf, terlalu kasar memang) yang kerap nongkrong di lokalisasi prostitusi. Kini ketika model dan gaya itu menjadi trend, para ABG (dari yang SMP, SMA, kuliah sampe yang udah tua bangka) sepertinya tidak peduli dengan pencitraan itu. Mereka memang bukan pelacur,tapi meniru-niru seperti pelacur.
Gawat! Terkadang terbetik oleh kita, jika model ini dipelihara terus, bukan tidak mungkin, lama-lama kaum perempuan tidak malu lagi ketika mengenakan celana dalam di tempat keramaian sekalipun (kayak di negeri `Obama, dkk'). Nah lho,kalau sudah begitu, tunggu apa lagi, inilah tanda-tanda kiamat semakin dekat.
Yang pasti, perancang mode dan pebisnis kerap memunculkan inovasi-inovasi baru, dengan harapan remaja putri dan wanita dewasa, mengikutinya sebagai trend yang "wajib" dituruti. Ketika ditanya, kenapa ABG putri dan mahasiswi, menyukai hotpants? "Karena hotpants lebih simple dan nyaman dikenakan, bisa ke mall, pantai, main ke rumah teman, di rumah,dan kapan saja," ungkap Dina, seorang pelajar di Jakarta kepada Voa-Islam.
Saat dicecar, apa pantas hotpants dikenakan saat kondangan? Laura, siswi SMA di bilangan Depok berkomentar. "Menurut gue ya kurang pantes lah jika dipake saat pesta pernikahan. Belakangan, memang,mulai ada yang pake hotpants saat kondangan atau pesta resmi. Tapi gila kali, nggak ada otaknya tuh cewek. Masa kondangan pake hotpants," tandasnya ketus. Desastian
Selain legging (celana ketat semi transparan), tank top (pakaian dengan lengan terbuka), hotpants (celana super pendek) menjadi trend di kalangan remaja dan wanita dewasa. Hotpants sebetulnya lebih mirip CD alias celana dalam. Ironis, hotpants bukan hanya dipakai oleh remaja perkotaan, tapi juga di pedesaan. Baik yang remaja yang muslim maupun non muslim, telah terjangkit wabah hotpants. Atas estetika dan kebebasan, hotpants jadi pakaian besar wanita Indonesia.
Sering kita jumpai, remaja muslimah berpakaian hotpants berseliweran di jalan-jalan dan tempat keramaian, seperti di mall-mall, di bioskop Twenty One, di terminal bis, stasiun kereta api, hingga di tempat-tempat tongkrongan yang menjajakan kuliner. Lebih dari itu, tanpa rasa malu dan jengah sedikit pun, mereka cuek bebek, mengenakan hotpants di tempat pesta pernikahan alias kondangan, ajang reuni, bahkan saat penerimaan raport di sekolah. Ya ampuunnn! Kalo dipikir-pikir ke mana rasa malunya itu? Sudah pudar kah?Atau sudah lenyap sama sekali.
Bergaya Pelacur
Get Shorty So Get Shorty! (Tunjukin kakimu!). Inilah mesej atau pesan para perusak moral yang menjadikan hotpants sebagai trend fashion remaja putri sejak awal 2007. Hingga tahun 2008 pun trend "Get Shorty" (nama lain dari hotpants) masih terus merajai. Konsumennya pun mulai dari anak SMA hingga anak kampus alias mahasiswi. Celana pendek sendiri banyak ragamnya, mulai dari yang selutut sampai diatas lutut. Bahkan sampai nyaris terlihat sebagian bokongnya.
Asal tau saja, dulu masyarakat kita mencitrakan celana pendek sebagai busananya kaum pelacur (maaf, terlalu kasar memang) yang kerap nongkrong di lokalisasi prostitusi. Kini ketika model dan gaya itu menjadi trend, para ABG (dari yang SMP, SMA, kuliah sampe yang udah tua bangka) sepertinya tidak peduli dengan pencitraan itu. Mereka memang bukan pelacur,tapi meniru-niru seperti pelacur.
Gawat! Terkadang terbetik oleh kita, jika model ini dipelihara terus, bukan tidak mungkin, lama-lama kaum perempuan tidak malu lagi ketika mengenakan celana dalam di tempat keramaian sekalipun (kayak di negeri `Obama, dkk'). Nah lho,kalau sudah begitu, tunggu apa lagi, inilah tanda-tanda kiamat semakin dekat.
Yang pasti, perancang mode dan pebisnis kerap memunculkan inovasi-inovasi baru, dengan harapan remaja putri dan wanita dewasa, mengikutinya sebagai trend yang "wajib" dituruti. Ketika ditanya, kenapa ABG putri dan mahasiswi, menyukai hotpants? "Karena hotpants lebih simple dan nyaman dikenakan, bisa ke mall, pantai, main ke rumah teman, di rumah,dan kapan saja," ungkap Dina, seorang pelajar di Jakarta kepada Voa-Islam.
Saat dicecar, apa pantas hotpants dikenakan saat kondangan? Laura, siswi SMA di bilangan Depok berkomentar. "Menurut gue ya kurang pantes lah jika dipake saat pesta pernikahan. Belakangan, memang,mulai ada yang pake hotpants saat kondangan atau pesta resmi. Tapi gila kali, nggak ada otaknya tuh cewek. Masa kondangan pake hotpants," tandasnya ketus. Desastian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar