Alkisah, tiga orang pengembara tersesat di hutan belantara. Berhari-hari mereka mencari jalan keluar, tapi yang mereka temui melulu pepohonan dan binatang berbahaya.
Di hari keempat, mereka bertemu suku asli penunggu hutan. Awalnya ketiga pengembara itu senang, berharap orang-orang suku itu bisa menunjukkan jalan keluar dari hutan, tapi ternyata mereka adalah suku
pemangsa manusia.
Mengetahui hal tersebut, ketiga pengembara lalu memohon agar tidak dibunuh. Kepala suku lalu berkata, "Kalau kalian masih mau hidup, kalian harus pergi ke hutan dan bawa kembali SEPULUH buah yang jenisnya sama. Cepat!"
Mendengar itu, langsung ketiga pengembara berlari mencari buah-buahan. Satu jam kemudian, pengembara pertama datang membawa sepuluh buah apel.
Kepala Suku lalu memberi instruksi :
"Kamu sudah membawa 10 buah apel. Sekarang kamu harus memakan semua buah itu. Tapi tidak boleh dikunyah, kamu harus menelannya bulat-bulat. Kalau kamu tersedak, atau mengeluarkan suara, apalagi sampai muntah, kamu akan dimasukkan ke dalam kerangkeng, dan siap-siap jadi santapan makan malam kami, hahahahaha.....!!!!!!"
Meski bergidik, pengembara pertama berusaha mematuhi perintah kepala suku. "Dari pada mati," pikirnya. Dia menelan apel pertama tanpa suara. Dengan penuh perjuangan dan ketahanan akhirnya apel pertama berhasil dia telan. Namun di apel kedua ia tidak bisa menahan sesak di tenggorokan dan dadanya. Dia pun tersedak.
Dengan beringas, orang-orang suku lalu menyeret si pengembara ke dalam kerangkeng. Dia pun mendekam di sana, menghitung waktu hingga saat makan malam tiba.
Tak lama kemudian, datang pengembara kedua. Dia membawa 10 buah lengkeng. Dan kepala suku memeberikan instruksi yg sama kepada pengembara kedua. Dalam hatinya si pengembara dua berkata, "Wah, untung aku cari buah lengkeng tadi. Ini sih gampang, aku pasti selamat."
Dan memang betul. Satu lengkeng tertelan, dua lengkeng, tiga lengkeng... tapi pada saat ia menelan lengkeng kesepuluh, orang-orang suku itu menyeretnya ke dalam kerangkeng.
Di dalam kerangkeng, pengembara dua melihat pengembara pertama sedang meringkuk putus asa.
Pengembara 2: "Wah ternyata kamu tertangkap juga. Kamu gagal toh?"
Pengembara 1: "Iya aku bawa apel sih. Kan bikin sesak! Sialan tuh kepala suku, memang dasarnya dia mau membunuh kita! Trus kamu bawa buah apa?"
Pengembara 2: "Lengkeng."
Pengembara 1: "Lengkeng? Itu kan gampang, kecil, gak bikin sesak dong!"
Pengembara 2: "Emang betul. Semua lengkeng hampir berhasil aku telan. Tapi ya itu, tiba-tiba aku tertawa dan semua lengkeng yang aku telan malah nyembur keluar...."
Pengembara 1: "Bego kamu! Lagian kenapa ketawa?"
Pengembara 2: "Habis pas mau masukin lengkeng kesepuluh, aku lihat pengembara 3 bawa DUREN!"
===========
---- Senyum Ringan Penyegar Suasana ---
Mengetahui hal tersebut, ketiga pengembara lalu memohon agar tidak dibunuh. Kepala suku lalu berkata, "Kalau kalian masih mau hidup, kalian harus pergi ke hutan dan bawa kembali SEPULUH buah yang jenisnya sama. Cepat!"
Mendengar itu, langsung ketiga pengembara berlari mencari buah-buahan. Satu jam kemudian, pengembara pertama datang membawa sepuluh buah apel.
Kepala Suku lalu memberi instruksi :
"Kamu sudah membawa 10 buah apel. Sekarang kamu harus memakan semua buah itu. Tapi tidak boleh dikunyah, kamu harus menelannya bulat-bulat. Kalau kamu tersedak, atau mengeluarkan suara, apalagi sampai muntah, kamu akan dimasukkan ke dalam kerangkeng, dan siap-siap jadi santapan makan malam kami, hahahahaha.....!!!!!!"
Meski bergidik, pengembara pertama berusaha mematuhi perintah kepala suku. "Dari pada mati," pikirnya. Dia menelan apel pertama tanpa suara. Dengan penuh perjuangan dan ketahanan akhirnya apel pertama berhasil dia telan. Namun di apel kedua ia tidak bisa menahan sesak di tenggorokan dan dadanya. Dia pun tersedak.
Dengan beringas, orang-orang suku lalu menyeret si pengembara ke dalam kerangkeng. Dia pun mendekam di sana, menghitung waktu hingga saat makan malam tiba.
Tak lama kemudian, datang pengembara kedua. Dia membawa 10 buah lengkeng. Dan kepala suku memeberikan instruksi yg sama kepada pengembara kedua. Dalam hatinya si pengembara dua berkata, "Wah, untung aku cari buah lengkeng tadi. Ini sih gampang, aku pasti selamat."
Dan memang betul. Satu lengkeng tertelan, dua lengkeng, tiga lengkeng... tapi pada saat ia menelan lengkeng kesepuluh, orang-orang suku itu menyeretnya ke dalam kerangkeng.
Di dalam kerangkeng, pengembara dua melihat pengembara pertama sedang meringkuk putus asa.
Pengembara 2: "Wah ternyata kamu tertangkap juga. Kamu gagal toh?"
Pengembara 1: "Iya aku bawa apel sih. Kan bikin sesak! Sialan tuh kepala suku, memang dasarnya dia mau membunuh kita! Trus kamu bawa buah apa?"
Pengembara 2: "Lengkeng."
Pengembara 1: "Lengkeng? Itu kan gampang, kecil, gak bikin sesak dong!"
Pengembara 2: "Emang betul. Semua lengkeng hampir berhasil aku telan. Tapi ya itu, tiba-tiba aku tertawa dan semua lengkeng yang aku telan malah nyembur keluar...."
Pengembara 1: "Bego kamu! Lagian kenapa ketawa?"
Pengembara 2: "Habis pas mau masukin lengkeng kesepuluh, aku lihat pengembara 3 bawa DUREN!"
===========
---- Senyum Ringan Penyegar Suasana ---
Tidak ada komentar:
Posting Komentar