A.
Perubahan
Pada Remaja
Masa
remaja adalah suatu tahap dalam perkembangan jiwa manusia yang merupakan masa
perpindahan dari tahap kanak-kanak ke tahap dewasa. Masa remaja di awali dengan
masa pubertas, yaitu kematangan alat-alat reproduksi seksual yang diikuti
dengan perubahan fisik dan psikis seseorang.
Secara
umum ada dua bentuk perubahan yang terjadi pada masa remaja, yaitu perubahan fisik dan Psikologis :
1.
Perubahan
Fisik
Perubahan fisik ini sangat terlihat dari perubahan biologisnya.
Pada masa remaja awal seorang remaja putri memiliki sistem reproduksi yang
sudah aktif, yang di awali dengan mensturasi.
Jenis hormon estrogen dan progesteron pada seorang remaja putri semakin
meningkat aktivitasnya. Sehingga terjadi perubahan pada payudara, kulit menjadi
lebih halus, pinggul yang melebar dan sebagainya. Sedangkan fase remaja untuk
anak lelaki/ putra diawali dengan mimpi basah. Jenis hormon testosteron pada remaja
putra menjadi lebih aktif, sehingga terjadi perubahan suara, otot, tumbuhnya
kumis dan sebagainya.
2.
Perubahan
Psikologis
Masa remaja merupakan suatu masa yang penuh dengan beberapa gejolak
kejadian. Kondisi ini dapat disebabkan meluasnya jangkauan dan wawasan pergaulan sosial remaja yang menuntut
penyusaian diri dengan perubahan fisik yang sangat cepat, sehingga membuat
remaja mengalami beban mental, terjadinya perubahan kadar emosi atau perasaan
seperti begitu cepat marah, puas, gembira, atau sedih.
Dalam
fase ini, suasana hati sangat drastis mengalami perubahan. Sebagaimana
dikemukakan Mihalki Csikszentmihalyi dan
Reed Larson (1984) bahwa remaja hanya memerlukan waktu 45 menit saja untuk
berubah dari suasana hatinya, seperti
perasaan “senang luar biasa” menjadi “sedih luar biasa”. Sedangkan pada
orang dewasa memerlukan waktu beberapa jam. Terjadinya mood swing (perubahan
suasana hati) yang drastis seperti ini pada remaja lebih banyak disebabkan oleh
beban pekerjaan rumah, tugas sekolah, atau kegiatan sehari-hari di rumah. Namun
mood swing ini bukanlah suatu gejala atau masalah psikologis.
B.
Perilaku
Remaja
Berbagai karakteristik perilaku dan
masa remaja, terbagi ke dalam dua kelompok yaitu masa remaja awal (usia 11-13 s.d.
14-15 tahun) dan masa remaja akhir (usia 14-16 s.d. 18-20 tahun) yang meliputi
aspek : fisik, psikomotor, bahasa, kognitif, sosial, moralitas, keagamaan, konatif, emosi afektif dan kepribadian.
1.
Fisik
Pada
fase remaja awal, laju perkembangan fisiknya secara umum berlangsung sangat
pesat, proporsi ukuran tinggi dan berat badan seringkali kurang seimbang, dan
munculnya ciri-ciri sekunder (tumbul bulu pada pubic region, otot mengembang
pada bagian-bagian tertentu), disertai mulai aktifnya sekresi kelenjar jenis
kelamin (menstruasi pada wanita dan day dreaming pada laki-laki.
Sedangkan pada
fase remaja akhir, laju perkembangan secara umum kembali menurun, sangat
lambat, proporsi ukuran tinggi dan berat badan lebih seimbang mendekati
kekuatan orang dewasa, dan siap berfungsinya organ-organ reproduktif seperti
pada orang dewasa.
2.
Psikomotor
Dalam masa
remaja awal, gerak-gerik tampak canggung dan kurang terkoordinasikan, dan aktif
dalam berbagai jenis cabang permainan.
Sedangkan di masa remaja akhir,
gerak-gerik mulai mantap, dan jenis
serta jumlah cabang permainan lebih selektif dan terbatas pada
keterampilan yang menunjang kepada persiapan kerja.
3.
Bahasa
Pada masa
remaja awal, terjadinya perkembangnya penggunaan bahasa sandi dan mulai
tertarik mempelajari bahasa asing, dan mulai pula menggemari literatur yang
bernafaskan dan mengandung segi erotik, fantastik dan estetik. Sementara
setelah memasuki usia masa remaja akhir, mereka lebih memantapkan diri pada
bahasa asing tertentu yang dipilihnya, dan mulai menggemari literatur yang
bernafaskan dan mengandung nilai-nilai filosofis, ethis, religius.
4.
Prilaku
Kognitif
Proses berfikir pada masa remaja awal, mereka sudah mampu
mengoperasikan kaidah-kaidah logika formal (asosiasi, diferensiasi, komparasi,
kausalitas) yang bersifat abstrak, meskipun relatif terbatas, kecakapan dasar
intelektual menjalani laju perkembangan yang terpesat, dan kecakapan dasar
khusus (bakat) mulai menujukkan kecenderungan-kecenderungan yang lebih jelas.
Pada
masa remaja akhir, mereka sudah mampu mengoperasikan kaidah-kaidah logika formal
disertai kemampuan membuat generalisasi yang lebih bersifat konklusif dan komprehensif.
Tercapainya titik puncak kedewasaan bahkan
mungkin mapan (plateau) yang suatu saat (usia 50-60) menjadi deklinasi, dan
adanya kecenderungan bakat tertentu mencapai titik puncak dan kemantapannya
5.
Prilaku
Sosial
Di fase remaja awal ini, mereka mulai menunjukkan adanya
kecenderungan ambivalensi keinginan menyendiri dan keinginan bergaul dengan
banyak teman tetapi bersifat temporer serta adanya adanya kebergantungan yang
kuat kepada kelompok sebaya disertai semangat konformitas yang tinggi.
Namun
di masa remaja akhir, mereka mulai bergaul dengan jumlah teman yang lebih
terbatas dan selektif dan lebih lama (teman dekat), serta kebergantungan kepada
kelompok sebaya berangsur fleksibel, kecuali dengan teman dekat pilihannya yang
banyak memiliki kesamaan minat.
6.
Moralitas
Dalam
masa remaja awal, mulai munculnya ambivalensi antara keinginan bebas dari dominasi
pengaruh orang tua dengan kebutuhan dan bantuan dari orang tua. Adanya sikap
dan cara berfikirnya yang kritis, mereka mulai menguji kaidah-kaidah atau
sistem nilai etis dengan kenyataannya dalam perilaku sehari-hari oleh para
pendukungnya, dan mereka juga masih mencari serta mengidentifikasi dengan tokoh
moralitas yang dipandang tepat dengan tipe idolanya.
Ketika memasuki masa remaja akhir, mereka sudah dapat memisahkan
antara sistem nilai-nilai atau normatif yang universal dari para pendukungnya
yang mungkin dapat berbuat keliru atau kesalahan. Sudah berangsur dapat
menentukan dan menilai tindakannya sendiri atas norma atau sistem nilai yang
dipilih dan dianutnya sesuai dengan hati nuraninya, dan mulai dapat memelihara
jarak dan batas-batas kebebasan- nya mana yang harus dirundingkan dengan orang
tuanya.
7.
Prilaku
Keagamaan
Eksistensi dan sifat kemurahan dan keadilan Tuhan mulai
dipertanyakan secara kritis dan skeptis oleh mereka yang berada pada fase
remaja awal ini. Penghayatan kehidupan keagamaan sehari-hari dilakukan atas
pertimbangan adanya semacam tuntutan yang memaksa dari luar dirinya, dan mereka
masih mencari dan mencoba menemukan pegangan hidup.
Namun
setelah menginjak usia remaja akhir, eksistensi dan sifat kemurahan dan keadilan
Tuhan mulai dipahamkan dan dihayati menurut sistem kepercayaan atau agama yang
dianutnya. Penghayatan kehidupan keagamaan sehari-hari mulai dilakukan atas
dasar kesadaran dan pertimbangan hati nuraninya sendiri secara tulus ikhlas,
dan mulai menemukan pegangan hidup.
8.
Konatif,
Emosi, Afektif dan Kepribadian
Memasuki usia remaja awal, ada lima kebutuhan dasar (fisiologis,
rasa aman, kasih sayang, harga diri dan aktualisasi diri) mulai menunjukkan
arah kecenderungannya. Reaksi-reaksi dan ekspresi emosionalnya masih labil dan
belum terkendali seperti pernyataan marah, gembira atau kesedihannya masih
dapat berubah-ubah dan silih berganti dalam yang cepat.
Kecenderungan-kecenderungan arah sikap nilai mulai tampak (teoritis, ekonomis,
estetis, sosial, politis, dan religius), meski masih dalam taraf eksplorasi dan
mencoba-coba, dan masa ini merupakan
masa kritis dalam rangka menghadapi krisis identitasnya yang sangat dipengaruhi
oleh kondisi psiko-sosialnya, yang akan membentuk kepribadiannnya.
Menginjak
masa remaja akhir, mereka sudah menunjukkan arah kecenderungan tertentu yang
akan mewarnai pola dasar kepribadiannya. Reaksi-reaksi dan ekspresi emosionalnya tampak mulai terkendali dan
dapat menguasai dirinya. Kecenderungan titik berat ke arah sikap nilai tertentu
sudah mulai jelas seperti yang akan ditunjukkan oleh kecenderungan minat dan
pilihan karier atau pendidikan lanjutannya; yang juga akan memberi warna kepada
tipe kepribadiannya. Kalau kondisi psikososialnya menunjang secara positif maka
mulai tampak dan ditemukan identitas kepribadiannya yang relatif definitif yang
akan mewarnai hidupnya sampai masa dewasa.
C.
Masalah
Para Remaja
Memperbincangkan tentang masalah yang paling sering terjadi pada
para remaja, tentunya tidak bisa terlepas dari sisi perubahan dan perkembangan
dari remaja itu sendiri. Sebagaimana telah diuraikan di atas, dapat dipahami
bahwa berbagai bentuk perubahan dan perkembangan yang terjadi pada remaja
tersebut akan berpengaruh pula terhadap perilakunya yang dapat saja kita
kategorikan bermasalah atau tidak bermasalah. Berikut ini diuraikan tentang
beberapa perilaku umum para remaja yang yang merupakan masalah remaja.
1.
Perilaku
Menyimpang (behaviour disorder)
Seorang
remaja yang mengalami masalah perilaku menyimpang ini kelihatan tidak tenang,
tidak bahagia, dan bahkan dapat kehilangan konsentrasi diri. Sehingga mereka
kelihatan gugup (nervous) dan tidak terkontrol (uncontrol). Prilaku
menyimpang ini dapat mengakibatkan munculnya tindakan tidak terkontrol yang
mengarah pada tindakan kejahatan.
2.
Kesalahan
Penyesuaian Diri (behaviour maladjustmen)
Kesalahan
diri dalam melakukan penyesuaian disebabkan karena remaja seringkali melakukan
langkah pintas atau jalan pendek saat menyelesaikan suatu masalah sehingga
tidak memperhitungkan dampak yang ditimbulkan atau akibat yang terjadi.
Menyontek, bolos sekolah, atau melanggar peraturan merupakan contoh dari
kesalahan penyesuaian diri tersebut.
3.
Tidak
Mampu Membedakan Benar dan Salah
Perilaku ini merupakan wujud dari perilaku menyimpang, seperti
melawan aturan, tidak memiliki sopan santun, suka mempermainkan temannya, dan
menunjukkan sikap bermusuhan pada orang lain.
Perilaku
ini dapat disebabkan karena faktor salah asuhan atau kesalahan dalam menerapkan
pola pendidikan dari orang tua kepada anak, terutama dalam mengajarkan dan
mendidik mereka tentang hal-hal yang harus dilaksanakan (benar) dan tidak boleh
dilaksanakan (salah).
4.
Perilaku
Hiperaktif
Perilaku
hiperaktif adalah anak yang mengalami defisiensi perhatian dan tidak dapat
menerima impuls-impuls sehingga gerakan-gerakannya tidak terkontrol dan menjadi
hiperaktif. Remaja yang memiliki perilaku hiperaktif seperti ini, umumnya
mengalami kesulitan dalam memusatkan
perhatian, tidak memperhatikan lawan bicaranya pada saat berbicara,
kesulitan berkomunikasi atau bersosialisasi, dan sangat sensitif terhadap
stimulus yang datang dari luar dirinya.
D.
Mengatasi
Masalah
Ada
beberapa langkah yang dapat dilakukan dalam mengatasi suatu masalah,
diantaranya adalah sebagai berikut.
1.
Mendekatkan
diri pada Allah SWT. yaitu dengan senantiasa berdoa kepadaNya, mohon petunjuk
dan bimbingan dariNya serta tawakal atas segala ikhtiar yang telah dilakukan.
2.
Bersikap
tenang dan objektif dalam melihat masalah.
3.
Bersikap
optimis bahwa masalah yang dihadapi dapat diselesaikan dengan baik
4.
Mengetahui
sisi positif dan negatif dari masalah yang dihadapi. Seperti pada saat memilih
jurusan atau program IPA/ IPS.
5.
Bersikap
kreatif dan luwes saat menghadapi dan memecahkan masalah. Menggunakan cara yang
tidak selalu sama dalam memcahkan masalah akan membuat diri menjadi tertantang
dan berani menghadapi tantangan. Pandai dan tidak kaku melakukan penyesuaian-penyesuaian
yang diperlukan. Misalnya mengubah tujuan yang lebih relevan dan sesuai dengan
kemampuan diri.
6.
Berkomunikasi
dan berkonsultasi dengan orang yang bijak, seperti berdialog dengan orang tua,
guru, psikolog, dokter, konselor atau dengan teman yang memiliki kemampuan dan
dapat dipercaya.
7.
Mengambil
keputusan sesuai dengan kemampuan diri.
Setiap manusia
senantiasa dihadapkan dengan sejumlah masalah, tergantung dari bagaimana cara
menyikapi dan menghadapinya. Semua masalah akan ada jalan keluar atau
solusinya, yang diperlukan hanyalah upaya untuk mengatasi dengan penuh
keyakinan dan kesabaran; ikhtiar dan tawakal kepadaNya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar