Senin, 03 September 2012

Keutamaan Membaca Ratib Al-Haddad


Berkata Habib Alwi bin Ahmad, penulis Syarah Ratib Al-Haddad: “Siapa yang melarang orang membaca Ratib ini dan juga wirid-wirid para salihin, niscaya dia akan ditimpa bencana yang berat daripada Allah Ta’ala, dan hal ini pernah berlaku dan bukan omong-omong kosong.”

Berkata Sidi Habib Muhammad bin Zain bin Semait Ba’alawi di dalam kitabnya Ghayatul Qasd Wal Murad: Telah berkata Saiyidina Habib Abdullah Haddad: “Siapapun yang menentang atau membangkang orang yang membaca Ratib kami ini baik secara terang-terangan atau disembunyikan pembangkangannya itu, akan mendapat bencana seperti yang ditimpa ke atas orang-orang yang membelakangi zikir dan wirid atau yang lalai hati mereka dari berzikir kepada Allah Ta’ala.”


Allah Ta’ala berfirman: “Dan barangsiapa yang berpaling dari mengingat-Ku, maka baginya akan ditakdirkan hidup yang sempit .” (QS. Thaha: 124)

Allah berfirman lagi: “Dan barangsiapa yang berpaling dari mengingat Tuhan Pemurah, Kami balakan baginya syaitan yang diambilnya menjadi teman. ” (QS. Az-Zukhruf: 36)

Allah berfirman lagi: “Dan barangsiapa yang berpaling dari mengingai Tuhannya, Kami akan melorongkannya kepada seksa yang menyesakkan nafas. ” (QS. Al-Jin: 17).

Diantara keutamaan Ratib Al-Haddad juga ialah barang siapa senatiasa membaca Ratib Al-Haddad, insya’ Allah, ia akan dikaruniai Husnul–Khatimah. Syaikh ‘Abdullah bin Muhammad Syarah bil Al-Asyram dalam tulisannya mengenai manaqib (Kisah kebajikan orang-orang yang telah wafat) Sayyid ‘Abdullah Al-Haddad, pada pembicaraannya tentang Ratib Al-Haddad mengatakan “Aku mendengar bahwa penyusun ratib (Sayyid ’Abdullah Al-Haddad) pernah berkata, “Barangsiapa yang membiasakan diri membaca ratib ini (Ratib Al-Haddad) ia akan dikaruniai Husnul-Khatimah .”

As-Sayid Ahmad bin Zain Al Habsyiy ‘Alawiy di dalam Syarhul Washiyyah, setelah membahas perihal Ratib Al-Haddad ia berkata sebagai berikut, “Aku pernah mendengar, bahwa para ahlush-shalah (orang-orang saleh) mengatakan bahwasanya Sayyid ‘Abdullah Al-Haddad pernah berkata, “Barangsiapa membaca ratib ini, khususnya al-Jalalah (yakni lafadzul-jalalah, yaitu lafal Allah) dengan tertib dan khusyu’ (khudhu’) disertai keyakinan dan niat yang sungguh-sungguh, dan melengkapkan ucapan lafal tersebut 1000 kali, niscaya akan tampak olehnya suatu cahaya dan futuh (istilah khas kaum sufi, yang berarti terbukanya hijab yang menutupi mata hati manusia dari Allah, Tuhannya).

Sayyid Ahmad bin Zain Al-Habsyiy ‘Alawi lebih jauh mengatakan, “Saudaraku pernah mengamalkan hal itu, kemudian tampak olehnya secercah cahaya dari Allah SWT.”

Apalagi yang perlu diterangkan lagi mengenai Ratib ini guna mendorong kita supaya membiasakan diri mengamalkan bacaannya setiap hari, sekurang-kurangnya sehari setiap malam, mudah-mudahan kita semua akan terbuka hatinya untuk melakukannya dan mendapat faedah daripada amalan ini.

Tidak ada komentar: