Jumat, 14 September 2012

Klasifikasi Sahabat Perawi Hadits


Abu Husain bin al Hajjaj al Qusyairi an-Naisabur atau yang kita kenal dengan Imam Muslim (Naisabur, 202 H/817 M - 261H/ 875M) seorang ahli hadist terkenal mengklasifikasikan sahabat Rasulullah menjadi dua belas tingkatan berdasarkan peristiwa yang mereka alami atau saksikan, yaitu : 
·    Assabiqunal awwalun 
·   Darun nawah ( kedung pertemuan bagi orang-orang Quraisy pada masa sebelum dan awal Islam) 
·    Para sahabat yang ikut hijrah ke Habasiyah
·    Para sahabat yang membaiat nabi pada aqabah pertama
·    Para sahabat yang membaiat nabi pada aqabah kedua 
·   Muhajirin yang pertama menemui nabi ketika beliau tiba di Quba sebelum memasuki kota Madinah pada waktu hijrah 
·    Sahabat yang ikut dalam perang badar 
·    Sahabat yang berhijrah antara badar dan hudaibiyah 
·  Sahabat yang tergabung dalam baiat Ridwan (baiat yang dilakukan oleh kaum muslimin ketika terjadi Ghaswah/ perjanjian hudaibiyyah) 
·    Sahabat yang ikut hijrah antara Al Hudaibiyyah dan Al Fatah 
·    Berdasarkan urutan masuk Islam 
·    Para remaja dan anak-anak yang sempat melihat Rasulullah . 
Jumlah orang yang medapat predikat sebagai sahabat pada waktu Nabi wafat sekitar 144.000 orang, yakni para pengikut Nabi saw. dan secara nyata melihat lalu memeluk Islam. Kalau kita melihat beberapa definisi yang dikemukakan di atas ada pendefinisian sahabat yang mungkin kurang sesuai dengan pendefinisian sahabat secara lughawi maupun urf al amm.
Karena persahabatan itu mempersyaratkan kebersamaan dalam waktu yang lama. Kalau kita melihat dari prespektif definisi tersebut mereka yang bertemu hanya dalam waktu singkat, atau hanya mendengar perkataan atau hanya dengan bercakap-cakap singkat, atau tinggal bersama dalam waktu yang singkat tidak dikategorikan sebagai sahabat. 
Para ulama mempunyai penilaian yang berbeda tentang sahabat. Menurut jumhur ulama menyatakan bahwa para sahabat Nabi adalah manusia yang intergritas kepribadianya dijamin oleh Al Qur’an dan sunnah. Karena itu mereka tidak bisa dikritik, dan sesuatu yang datang dari mereka adalah benar. Mereka menurut Arrazi adalah sahabat Nabi yang menyaksiakan wahyu dan tanzil, mengetahui tafsir dan ta’wil memahami semua ajaran yang disampaikan Allah swt. kepada rasulnya dan yang disunnahkan dan disyari’atkan nabi. 
Allah menjadikan mereka sebagai teladan bagi umat. Pendapat ini didukung oleh Ibnu Hajar Al Haitami, Ibn Hazm Al Ghazali dan ulama-ulama yang lain. Menurut pendapat Mu’tazilah semua sahabat ‘udul kecuali sahabat yang terlibat dalam perang siffin, secara individual kemampuan dalam pemahaman/ memahami tantang agama berbeda, pengetahuan tentang agama juga berbeda. 

Tetapi terlepas dari penilaian terhadap shahabat yang berbeda-beda namun tidak dapat kita pungkiri bahwa mereka (para sahabat) menduduki posisi yang penting dalam pewarisan ajaran Islam. Mereka adalah generasi pertama umat Islam sekaligus penerima tongkat estafet mediator antara wahyu Tuhan dan masyarakat setelah Nabi Muhammad 



Tidak ada komentar: