Rabu, 24 Oktober 2012

Masalah DUKUN dan PERDUKUNAN


Dalam fiqih Islam setidaknya ada dua istilah terkait dengan masalah ini:
  1. al-Kahin: yaitu orang yang mengaku-aku mengetahui berbagai peristiwa yang akan terjadi di masa mendatang. Biasanya mereka bekerja sama dengan jin-jin fasik, atau bersandar kepada bintang-bintang atau kepada sebab-sebab dan pendahuluan-pendahuluan (mukadimah) yang mereka buat sendiri. 
  2. al-'Arraf: yaitu orang yang mengaku mengetahui sesuatu yang tersembunyi dari perkara-perkara yang telah terjadi, seperti mengaku mengetahui peristiwa pencurian, atau barang-barang yang telah hilang.
Dua orang ini, baik al-Kahin atau al-‘Arraf haram untuk dibenarkan dalam perkataan-perkataannya (ramalannya). Dalam sebuah hadits Rasulullah bersabda:

مَنْ أَتَى عَرَّافًا فَسَأَلَهُ عَنْ شَيْئٍ لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلاَةُ أَرْبَعِيْنَ لَيْلَةً ( رواه مسلم )

(Barang siapa mendatangi 'arraf dan bertanya kepadanya tentang sesuatu maka tidak diterima shalatnya selama empat puluh malam) HR. Muslim

Dalam hadits lain, Rasulullah bersabda:

مَنْ أَتَى عَرَّافًا أَوْ كَاهِنًا فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُوْلُ فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ  (رواه الحاكم)

(Barang siapa mendatangi 'Arraf atau Kahin dan membenarkan dengan apa yang ia ucapkan maka ia telah kafir terhadap apa yang telah diturunkan kepada Muhammad). HR. Al-Hakim

Intisari dua hadits di atas sebagai berikut:

  1. al-'Arraf maupun al-Kahin, keduanya haram didatangi.
  2. Orang yang datang dan bertanya kepada al-'Arraf atau al-Kahin maka ia telah melakukan dosa. Orang ini tidak diterima shalatnya selama 40 hari, dan ia tetap sebagai seorang muslim; karena ia hanya datang dan bertanya saja, artinya tidak membenarkan perkataan keduanya. Demikian pula seorang yang datang dan bertanya saja kemudian dalam hatinya mengatakan: "Ucapan al-Kahin atau al-‘Arraf ini mengkin benar, mungkin pula tidak", orang ini tetap muslim. Hanya saja shalatnya tidak diterima selama 40 hari karena ia telah telah  datangdan bertanya.
  3. Maksud tidak diterima shalatnya 40 hari, artinya shalat wajib yang ia lakukan tidak menghasilkan pahala. Kewajiban shalat tersebut tetap ada pada dirinya dan harus dilaksanakan, bukan berarti boleh ditinggalkan.
  4. Orang yang datang dan bertanya kemudian membenarkan al-'Arraf atau al-Kahin, artimembenarkan di sini orang ini menyakini bahwa ucapan al-'Arraf atau al-Kahin tersebut pasti benar, atau dalam keyakinannya bahwa al-'Arraf dan al-Kahin ini mengetahui hal-hal yang gaib, maka orang tersebut telah menjadi kafir.
  5. Seseorang yang sedang berada di tempatnya kemudian datang al-'Arraf atau al-Kahinkepadanya dan berkata "Akan terjadi peristiwa ini... dan itu... akan menimpa dirimu", kemudian orang tersebut dalam hatinya berkata "Ucapan kahin ini mungkin benar, mungkin tidak", maka orang ini tidak menjadi kafir, ia tetap sebagai muslim dan diterima shalatnya (artinya shalatnya sah selama memenuhi syarat-syarat dan rukun-rukunya), karena ia tidak datangdan tidak bertanya, juga tidak membenarkannya.
  6. Orang yang sedang berada di tempatnya, tidak datang dan tidak bertanya, namun dalam hatinya menyakini bahwa al-'Arraf fulan atau al-Kahin fulan mengetahui segala hal yang gaib, atau memastikan kebenaran ucapan al-'Arraf atau al-Kahin tersebut maka orang ini telah menjadi kafir, walaupun ia tidak mendatangi dan tidak bertanya kepada al-‘Arraf atau al-Kahin tersebut.
  7. Dengan demikian seorang yang datang atau bertanya kepada al-‘Arraf atau al-Kahin tidak secara mutlak dikafirkan. Namun dengan dirinci, yaitu dilihat terhadap keyakinan orang ini, apakah dalam keyakinannya al-‘Arraf atau al-Kahin tersebut mengetahui segala yang gaib atau tidak.

Kaedah:

Hanya Allah saja yang mengetahui segala sesuatu yang gaib. Adapun sebagian Nabi Allah ada yang mengetahui beberapa perkara gaib adalah hanya pada sebagiannya saja, yaitu pada apa yang diberitakan oleh Allah kepada mereka lewat wahyu-wahyu-Nya.
Dalam hal ini Allah berfirman:

قُلْ لاَ يَعْلَمُ مَنْ فِى السَّمَواتِ وَالأَرْضِ الْغَيْبَ إِلاَّ اللهُ (النّمل: 65)

(Katakan –Wahai Muhammad- tidak ada yang mengetahui baik mereka yang ada di langit maupun yang ada di bumi akan segala yang gaib kecuali Allah) QS. an-Naml: 65

Tidak ada komentar: