BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Globalisasi
cepat atau lambat dipastikan akan dihadapi oleh manusia. Secara logis masalah
yang akan dihadapi manusia semakin kompleks dan transenden serta memerlukan
pemecahan masalah yang sistematis dan kontinuitas. Dalam menghadapi tantangan
dunia yang semakin kompetitif ini, masih banyak para praktisi muslim memiliki
komitmen untuk lebih memprioritaskan pendidikan religiusitas dibandingkan
pendidikan umum lainnya. Sekaligus mengabaikan dan menolak segala pesan dan
invensi perkembangan yang dibawa oleh komuniti Barat. Sehingga mempermudah
mereka untuk menanamkan idealisme sekuleristik terhadap masyarakat muslim.
Moralitas,
akhlak, dan nilai-nilai islamiyah menjadi bagian yang tabu dan tidak lagi
membatasi manusia antara kekufuran dan kemaslahatan dan jika dibiarkan
berlarut-larut akan mengantarkan Islam pada kemunduran dan
kehancuran.,Antisipatif problema seperti ini yang harus
direncanakan seoptimal mungkin. Hal ini mengindikasikan bahwa umat muslim
harus mampu mengadopsi serta memfilterisasi setiap budaya dan perkembangan yang
masuk. Upaya pembenahan ini dapat dilakukan melalui pendidikan, yaitu
menciptakan sumber daya manusia yang utuh, yang selalu bertanggung jawab
terhadap keberadaannya didunia dan merencanakan untuk kehidupan akherat.
Sehingga keseimbangan antara dunia dan akherat yang menjadi tujuan terakhir
manusia sebagai khalifah Allah SWT dapat di aktualisasikan dengan maksimal.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian
sistem pendidikan Islam ?
2. Bagaimana
perspektif ontologi sistem pendidikan Islam ?
3. Bagaimana
perspektif epistemologi sistem pendidikan Islam ?
4. Bagaimana
perspektif aksiologi sistem pendidikan Islam?
C. Tujuan Pembahsan Masalah
1. Untuk
mengetahui pengertian sistem pendidikan Islam.
2. Untuk
mengetahui bagaimana perspektif ontologi sistem pendidikan Islam.
3. Untuk
mengetahui bagaimana perspektif epistemologi sistem pendidikan Islam
4. Untuk
mengetahui bagaimana perspektif aksiologi sistem pendidikan Islam.
D. Batasan
Masalah
Agar pembahasan makalah ini
tidak melebar, maka penulis memberikan batasan pada masalah yang akan dikaji
pada makalah ini. Adapun masalah yang akan dikaji pada makalah ini
adalah pengertian sistem pendidikan islam,perspektif ontologi sistem pendidikan
Islam, perspektif epistemologi sistem pendidikan Islam, dan perspektif
aksiologi sistem pendidikan Islam.
E. Manfaat
Penelitan
a. Secara
teoritis
Penelitian ini
bermanfaat bagi pengembangan khazanah ilmu pengetahuan khususnya yang
berhubungan dengan psikologi pendidikan islam terutama dalam masalah kajian
teori tentangsistem pendidikan Islam.
b. Secara
Praktis
a.
Bagi para peneliti selanjutnya maka
penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan rujukan ataupun pijakan dalam
melakukan penelitian selanjutnya yang memfokuskan dalamsistem pendidikan Islam.
b.
Bagi kalangan akademis, maka makalah ini
berguna sebagai bahan referensi dalam aktifitas akademik yang diselenggarakan
yang berhubungan dengan kajian sistem pendidikan Islam.
F. Penegasan
Istilah
Teoritis
Sistem pendidikan Islam yaitu suatu kesatuan komponen yang terdiri dari
unsur-unsur pendidikan yang bekerja sama untuk mencapai tujuan sesuai dengan
ajaran Islam.
G. Metode
Penelitian
1.
Jenis Penelitian
Jenis
peneitian dalam penelitian ini adalah library research yaitu penelitian
akademik yang tujuan utamanya adalah mengembangkan aspek teoritis maupun aspek
manfaat praktis.
2.
Obyek Penelitian
Yang
menjadi fokus obyek penelitian dalam penelitian ini adalah konsep sistem
pendidikan Islam.
3.
Sumber Data
Sumber
data dalam penelitian ini di bagi menjadi dua yaitu sumber data primer dan
sumber data skunder. Sumber data primer disini meliputi berbagai macam
informasi baik yang berupa orang maupun buku, literatur, dokumen, serta
data-data lain yang langsung memiliki keterkaitan dengan pembahasan penelitian
ini. Sedangkan sumber data sekunder adalah segala sesuatu yang secara langsung
maupun tidak langsung mendukung terhadap penelitian ini. Sumber data ini juga
meliputi arsip, buku, majalah, dokumen-dokumen ataupun artikel-artikel yang
bisa mendukung penyusunan makalah ini.
H. Sistematika
Pembahasan
Untuk
memudahkan dalam penelitian ini, maka sistematika pembahasan dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
Bab
I : Pendahuluan, meliputi latar belakang, batasan masalah, rumusan masalah,
tujuan Penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika pembahasan
Bab
II : Pembahasan meliputi pengertian sistem pendidikan islam,perspektif ontologi
sistem pendidikan Islam, perspektif epistemologi sistem pendidikan Islam,
dan perspektif aksiologi sistem pendidikan Islam.
Bab
III : Penutup, meliputi penutup, daftar rujukan, dan saran
A. Pengertian
Sistem pendidikan islam
Istilah
sistem berasal dari bahasa Yunani “sistema” yang artinya: suatu
keseluruhan yang tersusun dari banyak bagian (whole compounded of several
parts).[1] Di antara bagian-bagian itu terdapat
hubungan yang berlangsung secara teratur. Definisi sistem yang lain dikemukakan
Anas Sudjana yang mengutip pendapat Johnson, Kost dan Rosenzweg sebagai berikut
“Suatu sistem adalah suatu kebulatan/keseluruhan yang kompleks atau
terorganisir; suatu himpunan atau perpaduan hal-hal atau bagian-bagian yang
membentuk suatu kebulatan/keseluruhan yang kompleks.[2]
Sedangkan
Campbel menyatakan bahwa sistem itu merupakan himpunan komponen atau bagian
yang saling berkaitan yang bersama-sama berfungsi untuk mencapai suatu tujuan.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk menciptakan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat
bangsa dan negara.
Dalam
Islam, istilah pendidikan diyakini berasal dari bahasa Arab yaitu tarbiyah yang
berbeda dengan kata ta’lîm yang berarti pengajaran atau teaching dalam
bahasa Inggris. Kedua istilah (tarbiyah dan ta’lîm)
berbeda pula dengan istilah ta’dzîb yang berarti pembentukan
tindakan atau tatakrama yang sasarannya manusia.[3]
Walaupun
belum ada kesepakatan di antara para ahli, dalam kajian ini yang dimaksud
pendidikan Islam adalah al-tarbiyah, istilah bahasa Arab yang
menurut penulis dapat meliputi kedua istilah di atas. Hal yang sama dikemukakan
oleh Azyumardi Azra bahwa pendidikan dengan seluruh totalitasnya dalam konteks
Islam inhern dalam konotasi istilah tarbiyah, ta’lîm dan ta’dzîb yang
harus dipahami secara bersama-sama.[4]
Dari
pemaparan diatas dapat kita tarik kesimpulan bahwa pendidikan Islam berarti
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan sarana belajar dan proses
pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat
dan negara sesuai dengan ajaran Islam.[5]
Rumusan
ini sesuai dengan pendapat Endang Saefudin Anshari yang dikutip Azra bahwa
pendidikan Islam adalah proses bimbingan oleh pendidik terhadap perkembangan
fisik dan psikis siswa dengan bahan-bahan materi tertentu dengan metoda
tertentu dan dengan alat perlengkapan yang ada ke arah terciptanya pribadi
tertentu sesuai dengan ajaran Islam.[6]
Berdasarkan
uraian di atas, yang dimaksud sistem pendidikan adalah sistem
pendidikan Islam yaitu suatu kesatuan komponen yang terdiri dari unsur-unsur
pendidikan yang bekerja sama untuk mencapai tujuan sesuai dengan ajaran Islam.
Dari
beberapa sumber yang dipelajari, dapat disimpulkan bahwa terdapat 6 komponen
pendidikan yang digunakan dalam acuan penelitian ini yaitu : 1. Tujuan, 2.
Siswa, 3. Pendidik, 4. Isi/materi, 5. Situasi lingkungan dan 6. Alat
pendidikan.
Maka
untuk menghasilkan output dari sistem pendidikan yang bermutu, hal yang paling
penting adalah bagaimana membuat semua komponen yang dimaksud berjalan dengan
baik. Yang mana pendidik, sisawa, materi pendidikan, alat pendidikan dan
lingkungan pendidikan semuanya satu langkah menuju pencapaian tujuan pendidikan
itu.
1) Komponen
Tujuan
Tujuan
pendidikan berfungsi sebagai arah yang ingin dituju dalam aktivitas
pendidikan. Dengan adanya tujuan yang jelas, maka komponen-komponen pendidikan
yang lain serta aktivitasnya senantiasa berpedoman kepada tujuan, sehingga
efektivitas proses pendidikannya selalu diukur apakah dapat dan dalam rangka
mencapai tujuan atau tidak. Dalam praktek pendidikan, baik di lingkungan
keluarga, sekolah maupun masyarakat luas, banyak tujuan pendidikan yang
diinginkan oleh pendidik agar dapat dicapai oleh siswa. Menurut Langeveld yang
dikutip Noeng Muhadjir terdapat beberapa tujuan pendidikan yaitu: (1) tujuan
umum (2) tujuan tak sempurna, (3) tujuan sementara, (4) tujuan perantara, (5)
tujuan insidental.[7] Di Indonesia tujuan pendidikan
terdiri dari lima tingkatan yaitu tujuan pendidikan nasional, tujuan pendidikan
institusional, tujuan pendidikan kurikuler, tujuan pembelajaran umum dan tujuan
pembelajaran khusus.
Tujuan
pendidikan nasional adalah tujuan pendidikan yang menjadi acuan tertinggi di
Negara Indonesia apapun bentuk dan tingkatan pendidikannya. Tujuan pendidikan
nasional tercantum dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20
Tahun 2003. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa. Pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi
siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggungjawab.
Dalam
perspektif Islam, sebagaimana yang dikemukakan oleh Yusuf Amir Faisal, tujuan
pendidikan Islam pada hakekatnya sama dengan tujuan diturunkannya agama Islam
yaitu untuk membentuk manusia yang bertakwa (muttaqîn).[8] Selanjutnya Faisal merinci manusia
yang bertakwa itu adalah yang:
1) Dapat
melaksanakan ibadah mahdah dan ghair mahdah,
2) Membentuk warga
Negara yang bertanggungjawab kepada masyarakatnya, bangsanya, dalam rangka
bertanggung jawab kepada Allah.
3) Membentuk
dan mengembangkan tenaga profesional yang siap dan terampil untuk memasuki
teknostruktur masyarakatnya.
4) Mengembangkan
tenaga ahli di bidang ilmu agama Islam.