Muhammad Iqbal menyadari akan perlunya umat
islam untuk melakukan pembaharuan agar keluar dari kemunduran. Menurutnya
kemunduran umat islam disebabkan oleh 3 faktor yaitu:
- Hancurnya Baghdad yang telah menjadi pusat politik, kebudayaan dan pusat pemikiran umat islam pada tahun 1258 M oleh bangsa Mongol dibawah pimpinan Gulakhu Khan. Akibatnya, pemikiran ulama’ pada saat itu hanya bertumpu pada ketertiban social. Mereka menolak pembaharuan dalam bidang hukum dan pintu Ijtihad mereka tutup, hal ini menyebabkan hilangnya dinamika berpikir umat islam
- Timbulnya faham Fatalisme yang menyebabkan umat islam pasrah pada nasib, enggan bekerja keras dan pemahaman Zuhud yang berlebihan dan salah.
- Sikap Jumud (Statis) dalam pemikiran umat islam. Hokum dalam islam telah sampai pada situasi statis (Stagnan), kaum Konservatif menganggap bahwa kaum Rasional telah menyebabkan timbulnya desintigrasi yang mengancam kestabilan umat.
Untuk memajukan umat islam, Iqbal
mengetengahkan pandanngannya yaitu umat islam harus mengembangkan faham
Dinamisme Islam.
Hukum dalam islam sebenarnya tidak bersifat
Statis, pintu Ijtihad tidak pernah tertutup, karena Ijtihad merupakan ciri dari
dinamika yang harus dilambangkan dalam islam. Kata Iqbal islam mempertahankan
konsep dinamis dan mengakui adanya gerak perubahan dalam kehidupan manusia.
Oleh karena itu manusia harus menciptakan perubahan. Inilah yang dalam rumusan
fiqh disebut Ijtihad yang oleh Iqbal disebut sebagai Prinsip Gerak dalam
Struktur Islam.
Dasar pemikiran-pemikkiran Islam Moh.
Iqbal adalah:
·
Hakikat Teologi
Moh.iqbal melihat teologi sebagai
ilmu yang berkenaan dengan keimanan dan berdasarkan esensi tauhid (universal
dan inklusifistik).pandanganya tentang antologi teologi membuatnya berhasil
membuat penyimpangn yang melekay pada literature ilmu kalam klasik.Teologi
mutazilah yang terlalu jauh bersandar pada akal.
·
Pembuktian Tuhan
Dalam pembuktian eksistensi tuhan,
iqbal menolak maupun argument kosmologis maupun ontologis,ia juga menolak
argument teologis yang brusaha membuktikan eksistensi tuhan yang mengatur
ciptaan-Nya dari sebelah luar.Akan tetapi ia menerima landasan teleologis yang
imanen (tetap ada).
·
Jati diri
Manusia
Pandangan iqbal terhadap persoalan
jati dirii manusia dapat dilihat dari konsepnya tentang ego(khudi),yang
diartikan dengan kepribadian /kedirian .Manusia hidup untuk mengetahui
kepribadiannya serta menguatkan & mengembangkan bakat-bakatnya,bukan
sebaliknya,karena menurut iqbal,hakiki hidup adalah bergerak & gerak adalah
perubahan.Dan dengan ajarkan khudinya,ia mengemukakan pandangan yang dinamis
tentang kehidupan dunia.
·
Dosa
Iqbal secara tegas menyatakan bahwa
Al-quran menampilkan ajaran tantang kebebasan ego manusia yang bersifat
kreatif.Sebagai contoh tentang jatuhnya adam ke bumi (karena memakan buah
terlarang).Kisah ini berisi pelajaran tentang kebangkitan manusia dari kondisi
primitive yang dikuasai hawa nafsu terhadap egonya secara sadar sehingga mampu
mengatasi kebimbingan dan cenderung untuk membangkang serta timbullah ego
terbatas untuk memilih.Hal inimenunjukkan bahwa Allah telah menyerahkan
tanggung jawab yang penuh resiko ini kepada manusia,maka manusia wajib
membenarkan kepercayaan ini.
·
Surga dan Neraka
Menurut Iqbal,surga dan neraka
bukanlah tempat melainkan sebuah keadaan dimana didalam Al-Qur’an keduanya
merupakan penampilan-penampilan kenyataan batin secara visual,yaitu sifatnya
neraka.Sebagaimana dijelaskan dalam Al-quran,bukanlah kawah tempat penyiksaan
abadi yang disediakan Allah ,akan tetapi merupakan pengalaman korektif yang
dapat memperkeras ego manusia agar dapat menyentuh kemahamurahan Allah .Begitu
juga dengan surga,surga bukanlah tempat untuk bersenang-senang (Berlibur).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar