Di Riwayatkan seorang anak
datang kepada Rasul Saw mengadu hartanya ada yang diambil oleh ayahnya. “Ayahku
mencuri hartaku wahai Rasul?” Rasul Saw bertanya “ayahmu mencuri hartamu?”, si
anak menjawab “betul ya Rasulullah”. Rasul Saw berkata
“panggil
ayahmu”, ayahnya dipanggil dan ditanya oleh Rasul Saw, ayahnya ini sudah lanjut
usia “engkau mencuri sebagian harta anakmu?” maka ayahnya menjawab “ya
Rasulullah boleh aku menyampaikan sedikit syair”, “silahkan” kata Rasul Saw.
Maka orangtua itu menyampaikan sebuah syair yang cukup panjang, kira – kira ringkasnya begini, ketika istriku hamil dan saat itu hamil telah lanjut dan disaat itu malam hari aku berlari mencari seseorang yang bisa membantu kelahiran dan disaat itu hari hujan yang demikian derasnya, aku tidak perdulikan tetesan air hujan yang membasahi tubuhku demi mencari sang bidan yang membantu melahirkan ketika sampai pada bidan itu aku mengetuk pintunya. Seandainya ia tidak mau keluar kecuali aku harus duduk di pintunya berhari – hari, aku akan duduk dipintunya. Bidan itu keluar dan aku mengemis padanya agar ia mau membantu kelahiran istriku.
Maka orangtua itu menyampaikan sebuah syair yang cukup panjang, kira – kira ringkasnya begini, ketika istriku hamil dan saat itu hamil telah lanjut dan disaat itu malam hari aku berlari mencari seseorang yang bisa membantu kelahiran dan disaat itu hari hujan yang demikian derasnya, aku tidak perdulikan tetesan air hujan yang membasahi tubuhku demi mencari sang bidan yang membantu melahirkan ketika sampai pada bidan itu aku mengetuk pintunya. Seandainya ia tidak mau keluar kecuali aku harus duduk di pintunya berhari – hari, aku akan duduk dipintunya. Bidan itu keluar dan aku mengemis padanya agar ia mau membantu kelahiran istriku.
Maka aku memayunginya, memayungi sang bidan
itu dan aku tak mau satu tetes pun air hujan mengenai tubuhnya, kubiarkan
tubuhku penuh dengan air jangan sampai bidan terkena tetesan air hujan, karena
aku takut ia berbalik tidak mau meneruskan niatnya. Sampailah aku kerumah dan
kudengar istriku masih merintih dan penuh harap – harap cemas dengan doa akan
kelahirannya dan saat itu kudengar jerit sang bayi, aku memeluknya dan
mengadzankannya.
Inilah anugerah yang terindah, inilah makhluk yang paling aku cintai, aku mengumandangkan adzan pada telinga bayiku dan kubimbing ia mulai dari kecil sampai kujadikan kesembuhannya adalah tumbal nyawaku. Diamnya dari tangis adalah anugerah yang terbaik untukku, kusisakan hari – hariku untuk memperjuangkannya dan kukorbankan tidurku untuk ketenangan tidurnya. Dan ketika ia telah lanjut dan anaknya besar dan dewasa dan dialah kebanggaanku tapi dia mengatakan aku mengambil hartanya. Maka saat itu Rasul Saw menangis, “wahai anak hartamu itu adalah milik ayahmu” maka anaknya pun tertunduk.
Inilah anugerah yang terindah, inilah makhluk yang paling aku cintai, aku mengumandangkan adzan pada telinga bayiku dan kubimbing ia mulai dari kecil sampai kujadikan kesembuhannya adalah tumbal nyawaku. Diamnya dari tangis adalah anugerah yang terbaik untukku, kusisakan hari – hariku untuk memperjuangkannya dan kukorbankan tidurku untuk ketenangan tidurnya. Dan ketika ia telah lanjut dan anaknya besar dan dewasa dan dialah kebanggaanku tapi dia mengatakan aku mengambil hartanya. Maka saat itu Rasul Saw menangis, “wahai anak hartamu itu adalah milik ayahmu” maka anaknya pun tertunduk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar