Habib 'Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz bin Abdullah bin Abu Bakar bin
'Aydrus bin 'Umar bin 'Aydrus bin 'Umar bin Abu Bakar bin 'Aydrus bin Husein
bin As-Syekh Al Kabir Al-Qutb As-Syahir Abu Bakar bin Salim bin Abdullah bin
Abdurrahman bin Abdullah bin Sayyidina Syekh Al-Imam Al-Qutb Abdurrahman
As-segaf bin Syekh Muhammad Maula Ad-Dawilayh bin Syekh Ali Shohibud Dark bin
Sayyidina Al-Imam Alwi Al-Ghuyur bin Sayyidina Al-Imam Al-Faqih Al-Muqaddam
muhammad bin Sayyidina Ali bin Sayyidina Al-Imam Muhammad Shohib Marbat bin
Sayyidina Al-Imam Kholi Qosam bin Sayyidina Alwi bin Sayyidina Al-Imam Muhammad
Shohib As-Shouma’ah bin Sayyidina Al-Imam Alwi Shohib Saml bin Sayyidina
Al-Imam Ubaidillah Shohibul Aradh bin Sayyidina Al-Imam Muhajir Ahmad bin
Sayyidina Al-Imam Isa Ar-Rumi bin Sayyidina Al- Imam Muhammad An-Naqib bin
Sayyidina Al-Imam Ali Al-Uraydhi bin Sayyidina Al-Imam Ja’far As-Shodiq bin
Sayyidina Al-Imam Muhammad Al-Baqir bin Sayyidina Al-Imam Ali Zainal Abidin bin
Sayyidina Al-Imam As-Syahid Syababul Jannah Sayyidina Al-Husein. Rodiyallahu
‘Anhum Ajma’in.
Beliau dilahirkan sebelum fajar hari senin, 4 Muharram 1383 H / 27 Mei 1963M di Kota Tarim. Di kota yang penuh berkah inilah beliau tumbuh dan menerima didikan agama serta menghafal kitab suci al-Quran dalam keluarga yang terkenal iman, ilmu dan akhlak yang luhur. Guru pertamanya sudah tentu ayahanda beliau yaitu Habib Muhammad bin Salim yang juga merupakan Mufti Kota Tarim al-Ghanna itu.
Selain
ayahandanya, beliau juga menuntut ilmu dengan banyak ulama antaranya dengan
al-Habib al-Munshib Ahmad bin 'Ali bin asy-Syaikh Abu Bakar, al-Habib 'Abdullah
bin Syaikh al-'Aydrus, al-Muarrikh al-Bahhaatsah al-Habib 'Abdullah bin Hasan
BalFaqih, al-Muarrikh al-Lughawi al-Habib 'Umar bin 'Alwi al-Kaaf, asy-Syaikh
al-Mufti Fadhal bin 'Abdur Rahman BaFadhal, asy-Syaikh Tawfiq Aman dan kepada
saudara kandungnya al-Habib 'Ali al-Masyhur bin Muhammad bin Salim.
Selain
kepada para ulama Tarim, beliau juga menuntut ilmu dan ijazah kepada banyak
lagi ulama di luar kota tersebut seperti di Kota Syihr, al-Baidha` dan juga
al-Haramain. diantaranya beliau menuntut ilmu dan menerima ijazah kepada
al-Habib Muhammad bin 'Abdullah al-Hadhar, al-Habib Zain bin Ibrahim Bin
Sumaith, al-Habib al-Musnid Ibrahim bin 'Umar bin 'Aqil, al-Habib 'Abdul Qadir
bin Ahmad as-Saqqaf, al-Habib Ahmad Masyhur bin Taha al-Haddad, al-Habib Abu
Bakar al-Aththas bin 'Abdullah al-Habsyi dan asy-Syaikh al-Musnid Muhammad Isa
al-Fadani.
Sekembalinya
ke Kota Tarim, beliau mengasaskan Rubath Darul Musthofa pada tahun 1414H /
1994M dengan tiga matlamat: (1) mengajar ilmu agama secara bertalaqqi dan
menerimanya daripada ahlinya yang bersanad; (2) mentazkiah diri dan
memperbaikkan akhlak; dan (3) menyebarkan ilmu yang bermanfaat serta berdakwah
menyeru kepada Allah s.w.t. Selain terkenal sebagai ulama dan da`ie, beliau
juga merupakan seorang penyair yang mahir.
Habib
Umar bin Hafidz adalah Ulama terkemuka di Hadramaut, Yaman. Madrasahnya Darul
Mustafa, telah menghasilkan ribuan kader Mubaligh yang berdakwah di segenap
penjuru dunia,.sebagai Ulama dan Mubaligh, tutur katanya lembut dan pengetahuan
agamanya luas. Namun sorot matanya tajam dan raut mukanya selalu tampak
bercahaya.
Dan
ketika berceramah, beliau bisa berubah menjadi “singa podium” yang berapi-api.
Kalimat demi kalimat meluncur dengan suara lantang dan selalu bernas. Meski
begitu, beliau tidak pernah menyinggung golongan atau pihak lain, apalagi
menyakiti dengan kata-kata. Beliau selalu menekankan pentingnya kebersihan
hati, pengamalan ilmu dan berdakwah di jalan Allah swt. Menurut salah seorang
muridnya, Habib Jindan bin Novel bin Salim bin Jindan, Habib Umar tidak pernah
stress dan marah kepada murid-muridnya.
Teristimewa, Habib Umar tidak mau menunjukkan karomahnya di hadapan banyak orang. Menurutnya, karomah yang paling penting adalah bukan bisa terbang di udara; misalnya. Kalau manusia bisa terbang, apa bedanya dengan burung. Tapi karomah yang paling besar adalah Istiqamah, seperti yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW.
Habib Umar lahir di Tarim, Hadramaut, pada hari senin bulan Muharram, 43 tahun yang lalu, dari pasangan Zahra binti Ahmad dan Muhammad bin Hafidz. Sejak berumur sembilan tahun, beliau sudah yatim karena ditinggal ayahnya. Ketika Ayahnya diculik oleh gerombolan komunis dan tidak diketahui jenazahnya. Bakat dan kecerdasan Habib Umar dalam ilmu agama sudah tampak sejak kecil. Beliau pun tumbuh sebagai pemuda yang gemar berburu kepada Ulama terkenal, seperti :
• Syekh Muhammad bin Ali bin Syam
• Habib Muhammad bin Abu Bakar Al Haddar
• Habib Abdul Qadir bin Ahmad Assegaf.
Setelah
banyak menimba ilmu, beliau kembali ke Tarim dan mendirikan pesantren Darul
Mustafa, yang murid-murid pertamanya sebagian besar dari Indonesia.
Disamping sebagai Da’i, Habib Umar juga penulis yang produktif. Karya-karyanya tidak sebatas ilmu Fiqih, beliau juga mengarang beberapa kitab tasawuf dan maulid. Kitab yang ditulis antara lain :
Disamping sebagai Da’i, Habib Umar juga penulis yang produktif. Karya-karyanya tidak sebatas ilmu Fiqih, beliau juga mengarang beberapa kitab tasawuf dan maulid. Kitab yang ditulis antara lain :
• Diyaul Lami ( Maulid Nabi Muhammad SAW )
• Dhakhira Musyarofah ( Fiqih )
• Muhtar Ahadits ( Hadits )
• Nurul Iman ( akidah )
• Durul Asas ( Nahwu )
• Khulasah Madani an-Nabawi ( zikir )
• Tsaghafatul Khatib ( pedoman Khutbah )
Wasiat
dan Nasihat Habib Umar bin Hafidz
- Penuhilah hatimu dengan kecintaan terhadap saudaramu niscaya akan menyempurnakan kekuranganmu dan mengangkat derajatmu di sisi Allah.
- Barang siapa Semakin mengenal kepada Allah niscaya akan semakin takut
- Barang siapa yang tidak mau duduk dengan orang beruntung, bagaimana mungkin ia akan beruntung dan barang siapa yang duduk dengan orang beruntung bagaimana mungkin ia tidak akan beruntung.
- Barang siapa menjadikan kematiaannya sebagai pertemuan dengan sang kekasih (Allah), maka kematian adalah hari raya baginya.
- Barang siapa percaya pada Risalah (terutusnya Rasulullah), maka ia akan mengabdi padanya. Dan barang siapa percaya pada risalah, maka ia akan menanggung (sabar) karenanya. Dan barang siapa yang membenarkan risalah, maka ia akan mengorbankan jiwa dan hartanya untuknya.
- Kedekatan seseorang dengan para nabi di hari kiamat menurut kadar perhatiannya terhadap dakwah ini.
- Betapa anehnya bumi, semuanya adalah pelajaran. Kukira tidak ada sejengkal tanah di muka bumi kecuali di situ ada ibrah (pelajaran) bagi orang yang berakal apabila mau mempelajarinya.
- Sebaik-baik nafsu adalah yang dilawan dan seburuk-buruk nafsu adalah yang diikuti.
- Tanpa menahan hawa nafsu maka manusia tidak akan sampai pada Tuhannya sama sekali dan kedekatan manusia terhadap Allah menurut kadar pembersihan jiwanya.
- Jikalau sebuah hati telah terbuka, maka akan mendapatkan apa yang diinginkan.
- Barang siapa yang mempunyai samudra ilmu kemudian kejatuhan setetes hawa nafsu, maka hawa nafsu itu akan merusak samudra tersebut.
- Sesaat dari saat-saat khidmat (pengabdian), lebih baik daripada melihat arsy dan seisinya seribu kali.
- Menyatunya seorang murid dengan gurunya merupakan permulaan di dalam menyatunya dengan Rasulullah SAW. Sedangkan menyatunya dengan Rasulullah SAW merupakan permulaan untuk fana pada Allah (lupa selain Allah)
- Manusia di setiap waktu senantiasa terdiri dari dua golongan, golongan yang diwajahnya terdapat tanda-tanda dari bekas sujud dan golongan yang di wajahnya terdapat tanda-tanda dari bekas keingkaran.
- Barang siapa yang menuntut keluhuran, maka tidak akan peduli terhadap pengorbanan.
- Sesungguhnya di dalam sujud terdapat hakikat yang apabila cahanya turun pada hati seorang hamba, maka hati tersebut akan sujud selama-lamanya dan tidak akan mengangkat dari sujudnya.
- Beliau RA berkata tentang dakwah, Yang wajib bagi kita yaitu harus menjadi da'i dan tidak harus menjadi qodli atau mufti (katakanlah wahai Muhammad SAW inilah jalanku, aku mengajak kepada Allah dengan hujjah yang jelas aku dan pengikutku) apakah kita ikut padanya (Rasulullah) atau tidak ikut padanya? Arti dakwah adalah memindahkan manusia dari kejelekan menuju kebaikan, dari kelalaian menuju ingat kepada Allah, dan dari keberpalingan kembali menuju kepada Allah, dan dari sifat yang buruk menuju sifat yang baik.
- Syetan itu mencari sahabat-sahabatnya dan Allah menjaga kekasih-kekasih-Nya.
- Apabila ibadah agung bagi seseorang maka ringanlah adat (kebiasaan) baginya dan apabila semakin agung nilai ibadah dalam hati seseorang maka akan keluarlah keagungan adat darinya.
- Bila benar keluarnya seseorang (di dalam berdakwah), maka ia akan naik ke derajat yang tinggi.
- Keluarkanlah rasa takut pada makhluk dari hatimu maka engkau akan tenang dengan rasa takut pada kholiq (pencipta) dan keluarkanlah berharap pada makhluk dari hatimu maka engkau akan merasakan kenikmatan dengan berharap pada Sang Kholiq.
- Banyak bergurau dan bercanda merupakan pertanda sepinya hati dari mengagungkan Allah dan tanda dari lemahnya iman.
- Hakikat tauhid adalah membaca Al Qur'an dengan merenungi artinya dan bangun malam.
- Tidak akan naik pada derajat yang tinggi kecuali dengan himmah (cita-cita yang kuat).
- Barang siapa memperhatikan waktu, maka ia akan selamat dari murka Allah.
- Salah satu dari penyebab turunnya bencana dan musibah adalah sedikitnya orang yang menangis di tengah malam.
- Orang yang selalu mempunyai hubungan dengan Allah, Allah akan memenuhi hatinya dengan rahmat di setiap waktu.
Wasiat Nasehat Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz Ibni Syekh Abu Bakar bin Salim
قَلْبَكَ بِمَحَبَّةِ إخْوَانِكَ يَنْجَبِرْ نُقْصَانُكَ وَ يَرْتَفِعْ عِنْدَ اللهِ شَأنَكَ
Penuhilah hatimu dengan kecintaan terhadap saudaramu niscaya akan
menyempurnakan kekuranganmu dan mengangkat derajatmu di sisi Allah.
مَنْ كَانَ أعْرَفُ كَانَ أخْوَفُ
Barang siapa Semakin mengenal kepada Allah niscaya akan semakin takut.
مَنْ لَمْ يُجَالِسْ مُفْلِحُ كَيْفَ يُفْلِحُ وَ مَنْ جَالَسَ مُفْلِحَ كَيْفَ لاَ يُفْلِحُ
Barang siapa yang tidak mau duduk dengan orang beruntung, bagaimana mungkin ia
akan beruntung dan barang siapa yang duduk dengan orang beruntung bagaimana
mungkin ia tidak akan beruntung.
مَنْ كَانَ سَيَلْقَي فِي الْمَوْتِ الْحَبِيْبَ فَالْمَوْتُ عِيْدًا لَهُ
Barang siapa menjadikan kematiannya sebagai pertemuan dengan sang kekasih
(Allah), maka kematian adalah hari raya baginya.
مَنْ صَدَّقَ بِالرِّسَالَةِ خَدَمَهَا
وَ مَنْ صَدَّقَ بِالرِّسَالَةِ تَحَمَّلَ مِنْ أجْلِهَا
وَ مَنْ صَدَّقَ بِالرِّسَالَةِ بَذَّلَ مَالَهُ وَ نَفْسَهُ مِنْ شَأنِهَا
Barang siapa percaya pada Risalah (terutusnya Rasulullah), maka ia akan
mengabdi padanya. Dan barang siapa percaya pada risalah, maka ia akan
menanggung (sabar) karenanya. Dan barang siapa yang membenarkan risalah, maka
ia akan mengorbankan jiwa dan hartanya untuknya.
كُلّ وَاحِدٍ قُرْبُهُ فِى الْقِيَامَةِ مِنَ اْلأنْبِيَاءِ عَلَى قَدْرِ إهْتِمَامِهِ بِهَذِهِ الدَّعْوَةِ
Kedekatan seseorang dengan para nabi di hari kiamat menurut kadar perhatiannya
terhadap dakwah ini.
مَا أعْجَبَ اْلأرْضُ كُلُّهَا عِبْرَةٌ أظُنُّ لاَ يُوْجَدُ عَلَى ظَهْرِ اْلأرْضِ شِبْرًا اِلاَّ وَ لِلْعَاقِلِ فِيْهِ عِبْرَةٌ اِذَا اعْتُبَرَ
Betapa anehnya bumi, semuanya adalah pelajaran. Kukira tidak ada sejengkal
tanah di muka bumi kecuali di situ ada ibrah (pelajaran) bagi orang yang
berakal apabila mau mempelajarinya.
خَيْرُ النَّفْسِ مُخَالَفَتُهَا وَ شَرُّ النَّفْسِ طَاعَتُهَا
Sebaik-baik nafsu adalah yang dilawan dan seburuk-buruk nafsu adalah yang
diikuti.
مِنْ دُوْنِ قَهْرِ النُّفُوْسِ مَا يَصِلُ الإنْسَانُ اِلَى رَبِّهِ قَطٌّ قَطٌّ قَطٌّ وَ اْلقُرْبُ مِنَ اللهِ عَلَى قَدْرِ تَصْفِيَةِ النُّفُوْسِ
Tanpa menahan hawa nafsu maka manusia tidak akan sampai pada Tuhannya sama
sekali dan kedekatan manusia terhadap Allah menurut kadar pembersihan jiwanya.
إذَا انْفَتَحَتِ الْقُلُوْبُ حَصَلَ الْمَطْلُوْبَ
Jikalau sebuah hati telah terbuka, maka akan mendapatkan apa yang diinginkan.
مَنْ كَانَ لَهُ بِحَارٌ مِنَ الْعِلْمِ ثُمَّ وَقَعَتْ قِطْرَةٌ مِنَ الْهَوَى لَفَسَدَتْ
Barang siapa yang mempunyai samudra ilmu kemudian kejatuhan setetes hawa nafsu,
maka hawa nafsu itu akan merusak samudra tersebut.
لَحْظَةٌ مِنْ لَحَظَاتِ الْخِدْمَةِ خَيْرٌ مِنَ رُؤْيَةِ الْعَرْشِ وَ مَا فِيْهِ اَلْفَ مَرَّةٍ
Sesaat dari saat-saat khidmat (pengabdian), lebih baik daripada melihat arsy
dan seisinya seribu kali.
مَا أعْجَبَ اْلأرْضُ كُلُّهَا عِبْرَةٌ أظُنُّ لاَ يُوْجَدُ عَلَى ظَهْرِ اْلأرْضِ شِبْرًا اِلاَّ وَ لِلْعَاقِلِ فِيْهِ عِبْرَةٌ اِذَا اعْتُبَرَ
Betapa anehnya bumi, semuanya adalah pelajaran. Kukira tidak ada sejengkal
tanah di muka bumi kecuali di situ ada ibrah (pelajaran) bagi orang yang
berakal apabila mau mempelajarinya.
خَيْرُ النَّفْسِ مُخَالَفَتُهَا وَ شَرُّ النَّفْسِ طَاعَتُهَا
Sebaik-baik nafsu adalah yang dilawan dan seburuk-buruk nafsu adalah yang
diikuti.
مِنْ دُوْنِ قَهْرِ النُّفُوْسِ مَا يَصِلُ الإنْسَانُ اِلَى رَبِّهِ قَطٌّ قَطٌّ قَطٌّ وَ اْلقُرْبُ مِنَ اللهِ عَلَى قَدْرِ تَصْفِيَةِ النُّفُوْسِ
Tanpa menahan hawa nafsu maka manusia tidak akan sampai pada Tuhannya sama
sekali dan kedekatan manusia terhadap Allah menurut kadar pembersihan jiwanya.
إذَا انْفَتَحَتِ الْقُلُوْبُ حَصَلَ الْمَطْلُوْبَ
Jikalau sebuah hati telah terbuka, maka akan mendapatkan apa yang diinginkan.
مَنْ كَانَ لَهُ بِحَارٌ مِنَ الْعِلْمِ ثُمَّ وَقَعَتْ قِطْرَةٌ مِنَ الْهَوَى لَفَسَدَتْ
Barang siapa yang mempunyai samudra ilmu kemudian kejatuhan setetes hawa nafsu,
maka hawa nafsu itu akan merusak samudra tersebut.
لَحْظَةٌ مِنْ لَحَظَاتِ الْخِدْمَةِ خَيْرٌ مِنَ رُؤْيَةِ الْعَرْشِ وَ مَا فِيْهِ اَلْفَ مَرَّةٍ
Sesaat dari saat-saat khidmat (pengabdian), lebih baik daripada melihat arsy
dan seisinya seribu kali.
الإنْطِوَاءُ فِى الشَّيْخِ مُقَدِّمَةٌ لِلْلإنْطِوَاءِ فِى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ
وَ اْلإنْطِوَاءُ فِى الرَّسُوْلِ مُقَدِّمَةٌ لِلْفَنَاءِ فِى اللهِ
Menyatunya seorang murid dengan gurunya merupakan permulaan di dalam menyatunya
dengan Rasulullah SAW. Sedangkan menyatunya dengan Rasulullah SAW merupakan
permulaan untuk fana pada Allah (lupa selain Allah)
لَمْ يَزَلِ النَّاسُ فِى كُلِّ وَقْتٍ مَا بَيْنَ صِنْفَيْنِ : صِنْفُ سِيْمَاهُمْ فِي وُجُوْهِهِمْ مِنْ أثَرِ السُّجُوْدِ وَ صِنْفُ سِيْمَاهُمْ فِى وُجُوْهِهِمْ مِنْ أثَرِ الْجُحُوْدِ
Manusia di setiap waktu senantiasa terdiri dari dua golongan, golongan yang
diwajahnya terdapat tanda-tanda dari bekas sujud dan golongan yang di wajahnya
terdapat tanda-tanda dari bekas keingkaran.
مَنْ طَلَبَ غَالِي بِالْبَذْلِ لاَ يُبَالِي
Barang siapa yang menuntut keluhuran, maka tidak akan peduli terhadap
pengorbanan.
إنَّ لِلسُّجُوْدِ حَقِيْقَةً إذَا نَازَلَتْ اَنْوَارُهَا قَلْبَ الْعَبْدِ ظَلَّ الْقَلْبِ سَاجِدًا أبَدًا فَلاَ يَرْفَعُ عَنِ السُّجُوْدِ
Sesungguhnya di dalam sujud terdapat hakikat yang apabila cahanya turun pada
hati seorang hamba, maka hati tersebut akan sujud selama-lamanya dan tidak akan
mengangkat dari sujudnya.
قَالَ فِى شَأنِ دَعْوَةٍ : اَلْوَاجِبُ أنْ نَكُوْنَ كُلُّنَا دَعَاةً وَ لَيْسَ بِوَاجِبٍ اَنْ نَكُوْنَ قُضَاةً اَوْ مُفْتِيَيْنِ (قُلْ هَذِهِ سَبِيْلِيْ أدْعُوْ اِلَى اللهِ عَلَى بَصِيْرَةٍ أنَا وَ مَنِ اتَّبَعَنِيْ) فَهَلْ نَحْنُ تَبِعْنَاهُ أوْ مَا تَبِعْنَاهُ ؟ فَالدَّعْوَةُ مَعْنَاهَا : نَقْلُ النَّاسَ مِنَ الشَّرِّ اِلَى اْلخَيْرِ وَ مِنَ الْغَفْلَةِ اِلَى الذِّكْرِ وَ مِنَ اْلأدْبَارِ اِلَى اْلإقْبَالِ وَ مِنَ الصِّفَاتِ الذَّمِيْمَةِ اِلَى الصِّفَاتِ الصَّالِحَةِ
Beliau RA berkata tentang dakwah, “Yang wajib bagi kita yaitu harus menjadi
da’I dan tidak harus menjadi qodli atau mufti (katakanlah wahai Muhammad SAW
inilah jalanku, aku mengajak kepada Allah dengan hujjah yang jelas aku dan
pengikutku) apakah kita ikut padanya (Rasulullah) atau tidak ikut padanya? Arti
dakwah adalah memindahkan manusia dari kejelekan menuju kebaikan, dari
kelalaian menuju ingat kepada Allah, dan dari keberpalingan kembali menuju
kepada Allah, dan dari sifat yang buruk menuju sifat yang baik.
اَلشَّيْطَانُ يَتَفَقَّدُ أصْحَابَهُ وَ ارَّحْمَنُ يَرْعَى أحْبَابَهُ
Syetan itu mencari sahabat-sahabatnya dan Allah menjaga kekasih-kekasih-Nya.
كُلُّمَا عَظُمَتِ الْعِبَادَاتِ خَفَّتِ الْعَادَاتُ وَ كُلُّمَا عَظَمَتِ الْعِبَادَةُ فِى الْقَلْبِ خَرَجَتْ عَظَمَةُ الْعَادَةِ
Apabila ibadah agung bagi seseorang maka ringanlah adap (kebiasaan) baginya dan
apabila semakin agung nilai ibadah dalam hati seseorang maka akan keluarlah
keagungan adat darinya.
إذَا صَحَّ الْخُرُوْج حَصَلَ بِهِ الْعُرُوْج
Bila benar keluarnya seseorang (di dalam berdakwah), maka ia akan naik ke
derajat yang tinggi.
أخْرِجْ خَوْفَ الْخَلْقِ مِنْ قَلْبِكَ تَسْتَرِحْ بِخَوْفِ الْخَلْقِ
وَ أخْرِجْ رَجَاءَ الْخَلْقِ مِنْ قَلْبِكَ تَسْتَلِذَّ بِرَجَاءِ الْخَلْقِ
Keluarkanlah rasa takut pada makhluk dari hatimu maka engkau akan tenang dengan
rasa takut pada kholiq (pencipta) dan keluarkanlah berharap pada makhluk dari
hatimu maka engkau akan merasakan kenikmatan dengan berharap pada Sang Kholiq.
كَثْرَةُ الصَّفَاطِ وَ كَثْرَةُ الْمِزَاحِ عَلاَمَةٌ خُلُوِّ الْقَلْبِ عَنْ تَعْظِيْمِ اللهِ تَعَالَى وَ عَلاَمَةٌ عَنْ ضَعْفِ اْلإيْمَانِ
Banyak bergurau dan bercanda merupakan pertanda sepinya hati dari mengagungkan
Allah dan tanda dari lemahnya iman.
حَقِيْقَةُ التَّوْحِيْدِ قِرَاءَةُ الْقُرْآنِ بِالتَّدَبُّرِ وَ قِيَامُ اللَّيْلِ
Hakikat tauhid adalah membaca Al Qur’an dengan merenungi artinya dan bangun
malam.
مَا ارْتَقَى اِلَى اْلقِمَّةِ اِلاَّ بْالْهِمَّةِ
Tidak akan naik pada derajat yang tinggi kecuali dengan himmah (cita-cita yang
kuat).
مَنِ اهْتَمَّ بِالْوَقْتِ يَسْلَمْ مِنَ الْمَقْتِ
Barang siapa memperhatikan waktu, maka ia akan selamat dari murka Allah.
سَبَبٌ مِنْ أسْبَابِ نُزُوْلِ الْبَلاَءِ وَ الْمَصَائِبِ قِلَّةُ الْبُكَائِيْنَ فِى جَوْفِ اللَّيِلِ
Salah satu dari penyebab turunnya bencana dan musibah adalah sedikitnya orang
yang menangis di tengah malam.
أهْلُ اْلإتِّصَالِ مَعَ اللهِ اَمَْلَئَ اللهُ قُلُوْبَهُمْ بِالرَّحْمَةِ فِى كُلِّ لَحْظَةٍ
Orang yang selalu mempunyai hubungan dengan Allah, Allah akan memenuhi hatinya
dengan rahmat di setiap waktu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar